Sanggar Sayang Bengkalis Wakili Riau dalam Temu Zapin Nusantara

Bengkalis, Riau - Sanggar Sayang Bengkalis Desa Meskom Kecamatan Bengkalis dipercaya mewakili Provinsi Riau pada Helat Temu Zapin Nusantara tahun 2015 yang ditaja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang digelar 28-29 November di Jakarta.

“Ini merupakan sebuah kebanggaan bagi masyarakat Kabupaten Bengkalis, karena Sanggar Sayang Bengkalis bersama Sanggar Laksamana Pekanbaru menjadi duta provinsi Riau di Helat Temu Zapin Nusantara,” ungkap Musrial Mustafa pimpinan rombongan, kepada wartawan Jumat (27/11/2015).

Dikatakan Musrial, jumlah personil Sanggar Sayang Bengkalis yang dibawa pada perhelatan di Jakarta nanti sebanyak 15 orang. Mereka terdiri dari 8 orang penari lelaki, 5 orang pemusik, seorang penyanyi wanita, dan nara sumber bersama Baharuddin dan Zainuddin untuk acara sarasehan dan workshop nantinya.

Dalam pementasan di ajang Helat Temu Zapin Nusantara, Sanggar Sayang Bengkalis akan menampilkan tari zapin tikar rotan dan lagu Sayang Bengkalis karya Zainuddin dan Lancang Kuning Selat karya NN. Para penari ini mendapat besutan dari koreografer tari Khairul Anwar jebolan Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR) saat ini menjadi guru honorer di SMP Negeri 7 Bengkalis Teluk Latak.

Dikatakan Musrial, kepercayaan yang diberikan kepada Sanggara Sayang Bengkalis, karena selama ini desa Meskom merupakan salah satu pusat zapin (zapin center) itu berada di Riau, terlebih lagi dengan julukan Meskom sebagai Kampong Zapin. Untuk pihaknya bertekad memberikan yang terbaik pada saat pementasan di Jakarta pada 28 November mendatang. "Kami mohon doa restu dari masyarakat Bengkalis khususnya, Riau umumnya agar kami bisa tampil dengan sebaik-baiknya," harap Mus sang pengarang lagu Negeri Junjungan ini.

Diceritakan Mus, tari zapin tikar rotan mengambil cerita kebiasaan pada zaman dahulu digelar pertunjukan tari zapin di depan raja serta pembesar istana maupun tamu undangan khusus istana. Biasanya para penari menampilkan tariannya di atas tikar rotan untuk menguji kepiawaian penari dalam mengayunkan langkah, molek dipandang mata. "Kalau tidak piawai maka penari akan berserak atau paling tidak tikar rotannya akan beringsut dari tempatnya,"katanya lagi.

Pesan yang tersirat dalam tari ini adalah penari yang tidak cela dalam melangkah dan tikar rotan tidak bergeser menyimpan makna dalam meniti kehidupan ini harus punya rasa sabar, sopan, dan teratur mengikuti perundangan yang berlaku dan tidak merusak tempat tinggal yang telah dibina.

“Jadi kepiawaian bukan hanya dituntut kepada penari saja, tetapi juga dituntut kepada penyanyi dan pemain musiknya yang telah menjiwai roh tari zapin tikar rotan itu sendiri yang klimaksnya pada menari bersama oleh seluruh pendukung "ungkap Musrial.

-

Arsip Blog

Recent Posts