Pamekasan, Jatim - Pengembangan seni budaya tradisional Madura, membutuhkan dukungan media agar bisa lebih maju. Tentunya juga untuk diperkenalkan kepada masyarakat luas.
"Dukungan Media diperlukan untuk mengenalkan budaya Madura kepada Masyarakat luas," kata Kadarisman Sastro diwirdjo, budayawan Madura, Sabtu (31/10) malam.
Selain itu dirinya menilai, selama ini dukungan media terhadap upaya pengembangan seni budaya Madura, masih kurang. "Buktinya, kegiatan (Semalam di Madura) ini gaungnya kurang ramai di media," ungkap pria yang akrab di sapa Dadang.
"Padahal pementasannya sangat bangus dan tidak mengecewakan, kalaupun harus dibanding dengan seni tradisional dari daerah lain," sambung mantan Wakil Bupati Pamekasan itu.
Lebih lanjut dijelaskan, seharusnya sebelum pementasan digelar. Pemberitaan kegiatan itu sudah ramai diberitakan di berbagai media, sehingga banyak warga Madura, yang datang. "Selama ini kan tidak seperti itu, kedepan dukungan dari media sangat diperlukan," jelasnya.
Untuk diketahui, pada kegiatan Semalam di Madura, dibuka dengan pertunjukan fashion batik tulis Madura dari beragam motif. Seperti motif Sekar Jagat, Berras Dumpa, Sabhet Manik, dan motif batik tulis Madura Leres Ghunong. Dilanjutkan pementasan tari tradisional Madura, yakni Tari Belijjhaan, Tari Rebhang, Tari Buk Marliya, Tari Remo Madura dan Tari Panjhang.
Selain itu juga ditampilkan lagu-lagu Madura, di antaranya lagu Paseser Jumiang karya cipta Yoyok R Effendi asal Kabupaten Pamekasan, Kembhangnya Naghara karya cipta R Amiruddin Citraprawira (Bangkalan), Pornama e Pengghir Sereng ciptaan Abdul Muid Qowi (Sampang), dan lagu Sandorennang karya cipta Brajak Kusuma asal Kabupaten Sumenep.