Lhokseumawe, Aceh - Pemerintah Kota Lokseumawe, Provinsi Aceh diminta untuk membangun gedung kesenian agar para pelaku seni bisa mengapresiasikan karya-karyanya.
Ketua Bidang Teater Dewan Kesenian Aceh (DKA) Kota Lhokseumawe Sirajul Munir di Lhokseumawe, mengatakan, apabila fasilitas tersebut tersedia, maka pelaku seni bisa mementaskan karya-karyanya di lokasi yang terpusat.
"Coba liat sekarang, banyak pelaku seni yang mementaskan karya-karya di tempat yang tidak layak, seperti di lapangan terbuka dan bahkan ada yang dipentaskan di pinggir jalan dan kondisi seperti ini sangat miris," ujar Sirajul Munir, Senin (28/12/2015).
Sirajul Munir menambahkan, mengapa pelaku seni lebih berkembang di luar, seperti di Jakarta, Medan, Padang dan beberapa daerah lain, karena fasilitas keseniannya tersedia dengan baik.
Untuk membangun gedung kesenian tersebut, Pemerintah Kota Lhokseumawe jangan berpikir harus mewah. Bangunan yang sederhana dan di dukung dengan pencahayaan lengkap, maka sudah cukup membantu.
"Membangun gedung kesenian itu jangan berpikir harus mewah, tapi seperti Taman Budaya di Banda Aceh saja sudah lebih baik dan didukung oleh fasilitas pencahayaan yang lengkap," tutur Sirajul Munir.
Tambahnya, tahun 2014 lalu, pihaknya mendapatkan tawaran dari pegiat seni di Jakarta untuk mementaskan drama tentang Aceh, namun karena tidak ada gedung kesenian di Kota Lhokseumawe acara tersebut terpaksa dibatalkan.
Apabila drama tersebut bisa dipentaskan dengan baik, maka bisa dijadikan sebagai ajang untuk mempromosikan daerah, karena pesan yang disampaikan terkait masalah adat dan budaya Aceh.
"Tahun lalu kami punya rekan di Jakarta yang bersedia untuk mementaskan drama tentang adat dan budaya Aceh di Kota Lhokseumawe, namun karena tidak punya gedung seni maka acara itu terpaksa dibatalkan," ungkap Sirajul Munir.
Sumber: http://economy.okezone.com