Mistis Wayang Wong, Budaya Sakral dari Tejakula

Buleleng, Bali - Seni tari sakral Wayang Wong dari Tejakula, Buleleng mendapat penghargaan dari UNESCO, sebagai warisan budaya dunia tidak benda.

Wayang Wong Tejakula ini dikenal sebagai tari sakral yang hanya boleh dimainkan oleh garis keturunannya saja. Memainkannya juga harus di pura di wilayah Desa Adat Tejakula karena dianggap mistis.

Dan dari filosofi tersebut, Wayang Wong berhasil menggaet penghargaan UNESCO dan kini terkenal di seluruh mancanegara sebagai warisan budaya tanpa benda.

Seniman Wayang Wong Tejakula, Gede Komang menjelaskan pementasan Wayang Wong sebetulnya bisa dilakukan di luar Pura Tejakula, asalkan pura tersebut ada kaitanya dengan sejarah Tejakula. Tidak hanya itu, pelakon Wayang Wong juga harus berdasarkan garis keturunan wilayah Tejakula.

"Wayang Wong ini sudah ada sejak abad ke-17, awalnya Wayang Wong hanya dipentaskan di Pura Maksan dan pura-pura adat di Tejakula. Penarinya pun berdasarkan dari garis keturunan, tidak bisa orang lain, dan kalau itu keturunannya tapi tidak dilakukan, maka dia akan sakit," kata Komang kepada wartawan di Buleleng, Kamis (4/8/2016).

Ada ritual khusus sebelum mementaskan Wayang ini. Salah satunya harus melakokannya saat perayaan Umanis Galungan di Pura Maksan dan tujuh pura lainnya.

"Wayang Wong Tejakula khusus lakon Ramayana, tidak boleh di luar konten dan harus menghabiskan cerita," ucap Komang.

Kepala Disbudpar Buleleng Nyoman Sutrisna menuturkan, pihaknya akan mendukung masyarakat Tejakula untuk meningkatkan mutu dan kualitas Wayang Wong Tejakula. Meski sakral, dia akan melakukan pengembangan secara berhati-hati dan terjaga keasliannya.

"Dengan adanya penghargaan ini kami akan mengembangkan Wayang Wong, karena tariannya sakral kita harus berhati-hati agar tidak dilecehkan dan bisa dilestarikan seni budaya ini," tutup Komang.

-

Arsip Blog

Recent Posts