Pekalongan, Jateng - Pergelaran nasional, Pekan Batik Nusantara (PBN) 2010 sukses membranding Kota Pekalongan sebagai pusat batik dunia dan diusulkan pada Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan sebagai salah satu daerah yang masuk pada program Visit Indonesia Year.
Wali Kota Pekalongan, HM Basyir Ahmad mengatakan, pada kesempatan kegiatan penutupan pergelaran yang telah diagendakan digelar rutin setiap tahun genap, PBN telah mampu mendorong minat wisatawan luar kota berkunjung dan melihat langsung produk batik nusantara.
Pasalnya, pada kegiatan PBN, 29 kota/kabupaten dari 12 provinsi, mulai Aceh hingga Papua, turut berpartisipasi mengisi display batik di ruang pamer GOR Jetayu, Kawasan Budaya Kota Batik. "Sehingga wisatawan baik lokal maupun domestik, bisa mengetahui batik-batik nusantara secara langsung, bisa berbelanja batik di stand-stand yang digelar Pemkot, mulai BUMN sampai UKM, serta menikmati pergelaran acara pelestarian budaya batik dari leluhur Indonesia," katanya.
Tak hanya itu, Basyir mengaku kegiatan itu juga digelar untuk memperkuat pengakuan UNESCO yang memosisikan batik sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia. "Sehingga setelah mendapat pengakuan demikian, harus diperkuat dengan upaya pelestarian serta mempulerkan batik kepada masyarakat," tandas wali kota.
Kota Pekalongan yang telah dibranding sebagai pusat batik dunia, tahun depan telah mengagendakan pergelaran Pekan Batik Internasional (PBI). Even itu sampai sekarang telah digelar untuk kali kedua dan tahun 2011 merupakan PBI ke-3. "Jadi kami mengharapkan Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan dapat mengusulkan Kota Pekalongan sebagai daerah kunjungan wisata pada program Visit Indonesia Year mendatang," usul Basyir dihadapan Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan Drs Tjetjep Suparman MSi.
Mengangkat Budaya
Menanggapi usulan demikian, Tjetjep mengaku sepakat, karena dia baru melihat ada kegiatan pelestarian budaya yang digelar secara khusus oleh daerah. "Pekalongan tampaknya menjadi satu-satunya daerah yang membuat kegiatan secara khusus untuk batik," ungkapnya.
Kemudian kegiatan tersebut juga diakui mampu mengangkat kesenian serta kebudayaan Kota Batik. Bahkan Tjetjep merasa terhibur oleh penampilan tarian sufi asal Timur Tengah yang digarap secara khusus oleh Bidang Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan yang mengkolaborasikan unsur Timur Tengah, gending Jawa dan batik. (Nur Khaeruddin /CN27)
Sumber: http://suaramerdeka.com