Dumai, Riau - Sebanyak 13 situs sejarah dan cerita rakyat di Kota Dumai, Provinsi Riau, yang belum terkelola optimal oleh pemerintah kota setempat bakal dilakukan pembenahan dan penataan lebih baik.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota Dumai, Eldar Afinta, Selasa, mengatakan, situs sejarah dan cerita rakyat tersebut akan dibangun sesuai dengan struktur bangunan melayu dan ditambahi aksesori pelengkap.
"Selama ini memang kita terkendala anggaran untuk pengelolaan dan perawatan situs sejarah ini. Karena itu, akan diupayakan bantuan dana pemerintah pusat untuk melakukan rehab bangunan yang lebih layak dan menarik lagi," kata Eldar.
Ia menjelaskan, keberadaan situs sejarah dan cerita rakyat tersebut sejauh ini masih belum terkelola oleh baik dan hanya sebatas perawatan semampunya dengan dibantu dukungan perhatian masyarakat tempatan.
Dilakukan rehab bangunan situs sejarah itu, diharapkannya bisa dikembangkan menjadi objek wisata kunjungan sejarah para wisatawan ke kota Dumai. Karena dengan bangunan dan cerita riwayatnya diyakini bisa menarik perhatian kunjungan wisata.
Di antaranya situs sejarah yang menarik tersebut, pesanggrahan Putri Tujuh yang berlokasi di dalam Kilang Minyak PT Pertamina RU II Dumai, Batu Tapak Harimau di Kelurahan Pelintung, Makam Datuk Pawang Leon di Kawasan Kelurahan Pelintung.
Selain itu, Kursi Pak Endong dan Makam Siti Laut di Kelurahan Pangkalan Sesai, Makam Syekh Umar dan Batu Beranak di Jalan Syekh Umar, Gua Bukit Seludung di Kelurahan Pelintung dan Makam Tok Kedondong di kawasan PT Patra Dock.
"Keberadaan situs sejarah ini bersumber dari riwayat dan cerita rakyat setempat pada zaman dahulu kala. Kita memandang situs ini bisa dikembangkan menjadi salah satu tujuan wisata unggulan di kota ini," ungkapnya.
Dengan rehab ini, ia juga berharap keberadaan situs sejarah dan cerita rakyat Dumai bisa terjaga dan terpelihara untuk di masa yang akan datang dan menjadi bahan pelajaran sejarah yang berharga bagi generasi muda mendatang.
Sumber: http://oase.kompas.com