Jakarta - Festival Budaya Danau Sentani siap digelar pada 19-30 Juni 2012. Peristiwa penembakan yang terjadi di Papua akhir-akhir ini tidak akan memengaruhi hajatan festival tersebut.
"Saya pastikan semua kegiatan akan berjalan dalam damai. Penembakan masih terjadi tetapi di tempat-tempat tertentu. Di Sentani aman-aman saja," ujar Pj Bupati Jayapura Jansen Moniman di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (13/6).
Ia mengaku lewat ajang yang memasuki tahun kelima tersebut diharapkan dapat menjaga nilai-nilai tradisi yang ada. "Lukisan kayu Sentani sudah mendunia. Kami mau agar tingkat kunjungan selalu meningkat. Ini juga berguna untuk menjaga hubungan antarsuku di Papua," tegasnya.
Festival Danau Sentani (FDS) adalah pesta akbar budaya yang digelar setiap tahun di Kabupaten Jayapura, Papua, dan merupakan ajang untuk memperkenalkan potensi pariwisata dan produk ekonomi kreatif Papua kepada masyarakat internasional.
Kali ini, FDS bertemakan One for All (Satu Untuk Semua) dan digelar di Danau Sentani, Kalkothe. Ini merupakan sebuah kawasan wisata budaya di Asei Besar, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.
"Masyarakat dunia hingga detik ini, belum mengenal dan tahu secara baik dan benar isi kekayaan budaya, potensi wisata, dan hasil ekonomi kreatif Papua. Justru itulah Festival Danau Sentani merupakan ajang untuk memperkenalkan kekayaan Papua kepada masyarakat antarbangsa," tambah Direktur Promosi Dalam Negeri M Faried.
Festival Danau Sentani 2012 merupakan gelaran yang kelima dan sudah menjadi agenda nasional, setelah 2008 digelar pertama kali di kawasan wisata budaya Kalkote, bibir Danau Sentani.
"Pelaksanaan FDS digelar dengan nuansa unik dan inovatif melalui tiga konsep utama yaitu pagelaran berupa atraksi dan lomba budaya khas Papua, pameran yakni promosi, investasi, dan perdagangan, serta wisata yakni tur menarik sambil menikmati panorama Danau Sentani yang indah, kemudian mengunjungi kampung wisata Tablanusu juga tempat wisata lainnya," terang M Faried.
Faried juga mengatakan, Papua memiliki kekayaan alam yang luar biasa dan kaya dengan kearifan lokal maupun produk ekonomi kreatif. Banyak orang di dunia belum tahu Papua dengan segala kekayaannya sehingga kita harus memperkenalkan Papua melalui program kepariwisataan dengan menyelenggarakan festival budaya seperti ini.
Peserta FDS merupakan masyarakat tradisional yang sedikitnya dari 24 kampung di Kabupaten Jayapura. Mereka akan menampilkan berbagai tarian tradisional Papua di atas perahu dan tarian nonperahu, kerajinan tradisional, dan pameran budaya lainnya.
"Festival ini bukan seremonial belaka, tapi kegiatan ini dibuat agar kearifan lokal masyarakat Papua, khususnya orang Sentani, bisa dilihat dan diangkat. Tentunya ini menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan yang berkunjung ke Jayapura," jelas M Faried.
Artinya, FDS, selain untuk mempromosikan budaya Papua ke tingkat internasional, juga untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD) bagi Pemkab Jayapura. Ditambah lagi, ada keterkaitan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kabupaten Jayapura.
Dengan mengangkat ekonomi kreatif dan kearifan lokal masyarakat Papua diharapkan sektor pariwisata bisa lebih berkembang.
Sumber: http://www.mediaindonesia.com