Denpasar, Bali - Keris sudah diakui dunia sebagai warisan budaya asal Indonesia. Tradisi keris seharusnya dilestarikan karena di dalam keris terkandung tuntunan hidup, tatanan perilaku, estetika, dan budaya luhur.
Demikian benang merah dalam sarasehan Penguatan Keris sebagai Representasi Pusaka dan Peradaban Bangsa, yang dilangsungkan di aula Museum Bali, Denpasar, Bali, Kamis (28/6/2012). Sarasehan tentang keris itu serangkaian dengan acara Petinget (Peringatan) Rahina Tumpek Landep, yang diselenggarakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar.
Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Udayana, I Nyoman Weda Kusuma menyatakan, pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata tikam saat berperang dan benda pelengkap upacara. Fungsi keris masa kini menjadi aksesori, simbol budaya, dan benda koleksi bernilai estetika.
Pembicara lain dalam sarasehan keris, pengajar di Fakultas Sastra Universitas Udayana, Ida Bagus Rai Putra mengemukakan, keris adalah benda budaya warisan leluhur yang memiliki kelebihan, antara lain taksu, nilai religius, dan ageman jati diri.
Keris, menurut Rai Putra, merupakan produk budaya unggulan, yang memiliki nilai rasa, tidak hanya sebatas fungsi dan kegunaan secara lahiriah namun merasuk pada sisi mendalam kehidupan manusia.
Acara Patinget Rahina Tumpek Landep, yang antara lain diisi pameran keris pusaka, berlangsung sejak Rabu (27/6/2012) sampai Jumat (29/6/2012).
Sumber: http://oase.kompas.com