London, Inggris - "Batik is more than just a trend", menjadi tema "Greenpreneurship Challenge; Green With Batik" kompetisi bisnis yang diadakan Youth Desk Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO.
Greenpreneurship Challenge mengajak masyarakat terutama pemuda Indonesia dalam berperan aktif melestarikan kebudayaan bangsa dalam hal ini batik yang menekankan batik saat ini bukan hanya menjadi trend melainkan upaya pelestarian budaya, ujar Public Relation Team, Yuniar Roesna kepada Antara, Minggu.
Koordinator Youth Desk Indonesia National Commission for UNESCO Edwin Leo Mokodompit, mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk partisipasi aktif pemuda Indonesia dalam pelestarian kebudayaan dan lingkungan dengan cara yang unik dan kreatif.
Dikatakannya Greenpreneurship Challenge merupakan Youth Led Initiative Programme yang terbentuk atas dasar inisiatif rekan-rekan pemuda yang memiliki perhatian khusus terhadap peningkatan kapasitas pemuda dan lingkungan.
Youth Desk Indonesia National Commission for UNESCO memberikan dukungan dan memfasilitasi pemuda agar terus mengembangkan potensi diri dan meningkatkan kepedulian terhadap bidang pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.
Sementara itu, Project Officer Greenpreneurship Challenge, Mia Amelinda menyatakan acara Greenpreneurship Challenge bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat khususnya pemuda bahwa batik ramah lingkungan dan diharapkan akan ada banyak lagi business yang menerapkan sustainable development.
Workshop dipimpin Yuanita Suryadini Msi, Project Officer Clean Batik Initiative (CBI) and Senior Business Development Consultant dan Edwin Leo Mokodompit, Youth Desk Coordinator Indonesia National Commission for UNESCO.
Basis konsep dari acara ini mengadopsi dari konsep Sustainable Development (eco-preneurship) yang berusaha untuk mengkampanyekan green-lifestyle demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan.
Tema yang diusung saat ini, yaitu "Switch Your Business into Green", kompetisi ini memberikan tantangan kepada setiap peserta untuk mengubah bisnisnya menjadi lebih hijau dan ramah lingkungan.
Para peserta terpilih akan dibekali pelatihan selama empat hari di Jakarta yang meliputi company visit, inspirational training, seminar, dan lain sebagainya.
Pemuda selalu menjadi fokus penting program-program yang dilaksanakan oleh UNESCO, bahkan UNESCO menjadi badan PBB pertama yang menetapkan dan merencakan program yang spesifik untuk pemuda dengan dibentuknya Youth Desk Indonesia National Commission for UNESCO.
UNESCO mengakui pemuda adalah aset dan menjadi bagian penting dalam proses pembangunan, oleh karena itu pemuda tidak cukup hanya didengarkan tetapi harus menjadi bagian integral dari proses pembangunan.
Para pemuda turut berpartisipasi aktif dalam proses berfikir kritis serta serta penelitian empiris untuk mencapai solusi atas berbagai tantangan baru yang dihadapi.
Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO sejak tahun 2006 telah mengikutsertakan pemuda pada berbagai kegiatannya, yang kemudian di tahun 2008 menjadi Youth Empowerment Team hal ini disadari penting artinya partisipasi pemuda pada pembangunan nasional.
Youth Desk didirikanlah Di tahun 2010 sebagai wadah dalam memfasilitasi para pemuda Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembangunan masyarakat Indonesia dan peningkatan kapasitas pemuda Indonesia secara resmi berada dibawah koordinasi Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO.
Sumber: http://www.antaranews.com