Tenggarong, Kaltim - Sekretaris Daerah Kabupetan Kutai Kartanegara HAPM Haryanto Bachroel menilai, Festival Erau tidak hanya sekadar pesta adat, seni, dan budaya di Tanah Kutai, tetapi juga merupakan upaya memelihara tradisi leluhur.
"Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikan Erau," ujar Haryanto yang juga Menteri Sekretaris Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura itu di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Jumat.
Pesta adat, seni, dan budaya "Festival Erau 2012" akan diadakan di Tenggarong, Kutai Kartanegara, pada 1-8 Juli 2012.
Menurut dia, adat istiadat dan budaya merupakan jati diri bangsa yang tidak boleh luntur terkikis oleh perkembangan zaman. Terlebih memasuki era globalisasi, yang konsekuensinya segala macam informasi ataupun gaya hidup atau budaya di seluruh dunia dapat dilihat dan didengar melalui berbagai macam media.
Karena itu, menurut dia, yang patut diwaspadai adalah semakin menipisnya kecintaan terhadap adat dan budaya asli akibat pengaruh era globalisasi tersebut.
Padahal, lanjut dia, adat, seni, dan budaya suatu daerah merupakan hasil dari perjalanan sosial dengan histrois yang panjang, merupakan sesuatu yang tak ternilai karena tidak bisa di buat-buat begitu saja.
Untuk itu, ujarnya, Keraton Kesultanan Kutai bertekad menjadi benteng terakhir dalam melestarikan peninggalan leluhur.
"Jadi Keraton harus diakui sebagai benteng pertahanan terakhir budaya bangsa, karena tugas keraton melestarikan adat, budaya, dan seni adi luhung tersebut," ujar Haryanto yang bergelar HAP Gondo Prawiro itu.
Dia berharap dengan pelestarian adat dan budaya tersebut, para generasi muda Kutai Kartanegara khususnya dapat mengenal dan lebih mencintai serta bangga akan peninggalan nenek moyang yang tak ternilai harganya tersebut.