Depok - Sebagian orang mungkin mengetahui kesenian Marawis, khususnya orang yang memiliki latar belakan kebuadayaan Betawi. Marawis adalah salah satu jenis alat musik tepuk dengan perkusi sebagai alat musik utamanya. Musik ini adalah kolaborasi dari kesenian Timur Tengah dan Betawi. Yang paling menonjol dari kesenian Marawis ini adalah kentalnya unsur keagamaan.
Hal tersebut tercermin dari setiap lirik lagu yang dibawakan dengan musik Marawis seringkali merupakan puji-pujian atau ungkapan rasa cinta kepada Sang Pencipta. Bila ditengok dari sejarahnya, kesenian Marawis berasal dari negara Yaman, wilayah Timur Tengah.
Nama Marawis sendiri berasal dari nama salah satu alat musik yang dipergunakan dalam kesenian ini. Secara keseluruhan, musik ini menggunakan hajir (gendang besar) berdiameter 45 cm dengan tinggi 60-70 cm, marawis (gendang kecil) berdiameter 20 cm dengan tinggi 19 cm, dumbuk atau jimbe (sejenis gendang yang berbentuk seperti dandang, memiliki diameter yang berbeda pada kedua sisinya), serta dua potong kayu bulat berdiameter sepuluh sentimeter.
Terkadang musik Marawis juga dilengkapi dengan symbal kecil dan kecrekan. Lagu-lagu yang dibawakan berirama gambus diiringi dengan jenis pukulan tertentu, seperti pukulan zapin, sarah dan zahefah. Umumnya musik Marawis dipentaskan dalam acara-acara hajatan, pernikahan atau kerapkali ditampilkan dalam acara-acara keagamaan.
Musik ini dimainkan paling sedikit oleh sepuluh orang. Setiap orang memainkan satu buah alat sambil bernyanyi. Terkadang, untuk membangkitkan semangat atau sekedar menambah variasi musik Marawis, beberapa orang dari kelompok tersebut bergerak sesuai dengan irama lagu.
Semua pemainnya pria, dengan busana gamis dan celana panjang, serta berpeci. Uniknya, banyak para pemain marawis bersifat turun temurun. Sebagian besar masih dalam hubungan darah. kakek, cucu, dan keponakan.
Sumber: http://www.himpalaunas.com