Ratusan Naskah Kuno Minangkabau Disimpan di Tempat Ini

Padang, Sumbar - Mulai hari ini, koleksi ratusan naskah kuno Minangkabau yang dikumpulkan para peneliti dari Universitas Andalas akan memiliki tempat penyimpanan baru, yaitu Minangkabau Corner. Tempat ini berada di lantai tiga Gedung Perpustakaan Universitas Andalas. Minangkabau Corner kelak akan dikembangkan menjadi Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebudayaan Minangkabau.

Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat dari Kementerian Riset Teknologi Ocky Karna pagi tadi meresmikan “rumah baru bagi naskah kuno Minangkabau” ini bersama Gubernur Terpilih Sumatera Barat, Iwan Prayitno. “Naskah kuno berserakan. Narasi kita mandek di naskah kuno. Di cerita rakyat. Lalu saya dan teman-teman di sini berpikir bagaimana agar ini dikembangkan, dikaitkan dengan kehidupan masa sekarang,” kata Ketua Minangkabau Center, Pramono, Selasa, 29 Desember 2015.

Menurut Pramono, ide mendirikan Minangkabau Corner ini bermula pada 2013. Saat itu naskah kuno mulai didigitalisasikan para peneliti di Universitas Andalas. “Jadi cita-citanya Minangkabau Corner itu menjadi pusat pelestarian, penyelamatan, dan pengembangan naskah kuno agar teks klasik itu bisa dinikmati generasi hari ini. Siasatnya, alih media ke IT, dijadikan film dokumenter dan komik. Sebagian pekerjaan kami sudah bisa dinikmati di sini,” ujarnya.

Naskah kuno di Minangkabau Corner sudah dalam bentuk digital. Meski demikian, di tempat ini tersimpan pula 70 naskah kuno asli yang dibeli para peneliti dari masyarakat menggunakan iuran.

Pramono dan peneliti di Universitas Andalas mulai meneliti dan menelusuri jejak-jejak naskah kuno sejak 2004. Hingga saat ini, para peneliti telah mengumpulkan hampir 1.000 manuskrip kuno yang terancam rusak oleh cuaca, hama, dan penjualan ilegal ke kolektor asing yang kemudian menjualnya ke pasar barang antik di luar negeri.

Naskah kuno dengan aksara Arab Melayu itu tidak melulu berisi tentang agama Islam, tetapi juga tentang sejarah lokal, karya sastra, dan pengobatan tradisional yang ditulis pada awal abad ke-18 hingga awal abad ke-20. “Yang lebih tua belum kami temukan karena tradisi kultural lisan di Minangkabau sangat kuat,” katanya. Meski demikian, hampir seribu naskah kuno yang dikumpulkan ini, kata dia, menggambarkan adanya tradisi intelektual yang cukup kuat di Tanah Minang.

Selain naskah kuno, pengunjung bisa menikmati foto-foto prosesi adat karya Edy Utama, fotografer dan budayawan Sumatera Barat, di ruang galeri.

-

Arsip Blog

Recent Posts