Jakarta - Gairah komik lokal mulai bangkit setelah lesu oleh serbuan komik asing, terlihat pada Festival Komik Indonesia di Pasar Festival Jakarta, Kuningan, Jakarta Selatan.
"Acara ini bertujuan bagaimana orang lebih tertarik dengan komik Indonesia ketimbang komik asing seperti komik manga," kata Ari Asih Pratiwi (35) ketua panitia acara tersebut.
"Tujuan acara ini juga untuk membangkitkan gairah membaca masyarakat dan mencintai produk dalam negeri," katanya.
Ari mengatakan, banyak tantangan dalam menggelar acara ini, salah satunya bagaimana mencari sponsor."Sponsor mungkin kurang berminat bila menyangkut komik, itulah tantangannya," katanya."Terus kita menyiasatinya dengan sewa tempat dan bagi hasil," ujarnya.
Acara Festival Jakarta diselenggarakan selama sepekan sejak Senin (22/2) hingga Sabtu pekan ini. Pameran komik tersebut iikuti 28 peserta.
"Maunya cuma tiga hari tetapi berhubung dari penerbit keberatan karena tiga hari tidak cukup melariskan buku, ya jadi seminggu", katanya.
Potensi komikus Indonesia sangat besar tapi terbentur dengan jalan cerita komik yang masih kurang bagus."Kelemahan kita di jalan cerita yang masih kurang bagus," tuturnya.
Perkembangan komik Indonesia dari masa ke masa mengalami pasang surut. Masa keemasan komik Indonesia pada tahun 70-80an dimana komik asing belum masuk ke Indonesia. RA Kosasih dan Teguh Santosa memelopori komik Indonesia yang beraliran wayang.
"RA Kosasih merupakan salah satu tokoh legenda komik Indonesia yang kita punya," tuturnya.
Perkembangan komik Indonesia setelah era RA Kosasih mengalami kemunduran sampai tahun 2000, Benny Rahardian penulis komik Benny Rahardian dengan komik Benny and Mice menggebrak komik Indonesia yang lain.
"Benny Rahardian dengan komik Benny and Mice menjadi pembawa warna baru komik Indonesia di tengah komik-komik asing", kata Ari.
Sumber: http://www.antaranews.com
"Acara ini bertujuan bagaimana orang lebih tertarik dengan komik Indonesia ketimbang komik asing seperti komik manga," kata Ari Asih Pratiwi (35) ketua panitia acara tersebut.
"Tujuan acara ini juga untuk membangkitkan gairah membaca masyarakat dan mencintai produk dalam negeri," katanya.
Ari mengatakan, banyak tantangan dalam menggelar acara ini, salah satunya bagaimana mencari sponsor."Sponsor mungkin kurang berminat bila menyangkut komik, itulah tantangannya," katanya."Terus kita menyiasatinya dengan sewa tempat dan bagi hasil," ujarnya.
Acara Festival Jakarta diselenggarakan selama sepekan sejak Senin (22/2) hingga Sabtu pekan ini. Pameran komik tersebut iikuti 28 peserta.
"Maunya cuma tiga hari tetapi berhubung dari penerbit keberatan karena tiga hari tidak cukup melariskan buku, ya jadi seminggu", katanya.
Potensi komikus Indonesia sangat besar tapi terbentur dengan jalan cerita komik yang masih kurang bagus."Kelemahan kita di jalan cerita yang masih kurang bagus," tuturnya.
Perkembangan komik Indonesia dari masa ke masa mengalami pasang surut. Masa keemasan komik Indonesia pada tahun 70-80an dimana komik asing belum masuk ke Indonesia. RA Kosasih dan Teguh Santosa memelopori komik Indonesia yang beraliran wayang.
"RA Kosasih merupakan salah satu tokoh legenda komik Indonesia yang kita punya," tuturnya.
Perkembangan komik Indonesia setelah era RA Kosasih mengalami kemunduran sampai tahun 2000, Benny Rahardian penulis komik Benny Rahardian dengan komik Benny and Mice menggebrak komik Indonesia yang lain.
"Benny Rahardian dengan komik Benny and Mice menjadi pembawa warna baru komik Indonesia di tengah komik-komik asing", kata Ari.
Sumber: http://www.antaranews.com