Bondowoso - Berharap segera turun hujan dan terhindar dari akibat kekeringan musim kemarau warga Desa Klabang, Bondowoso menggelar tradisi Ojung. Selain pagelaran tarian Topeng Kuna dan Rontek Singo Wulung, dalam tradisi itu juga digelar pertandingan saling pukul menggunakan sebatang rotan.
Tarian Topeng Kuna dan Rontek Singo Wulung menjadi pembuka tradisi Ojung yang digelar di Balai Desa Blimbing, Kecamatan Klabang, Bondowoso. Tarian ini berlatarbelakang cerita rakyat di desa itu yakni Juk Seng. Juk Seng saat itu dipercaya menjadi demang yang dalam menjalankan tugas pemerintahan dibantu orang setia Jasiman dan murid-muridnya.
Bersama sahabatnya singa, Juk Seng sering bertempur mengusir penjajah. Karena tauladan itulah warga sekitar rela memberikan uang sedekah kepada para penari. Dipimpin sesepuh warga sekitar, melanjutkan prosesi ritual selamatan terbesar di desa itu.
Mereka meletakkan aneka makanan sesaji di mata air sembari membakar dupa. Mereka makan bersama di pinggir sungai, usai doa bersama mohon agar selamat dari mara bahaya akibat musim kemarau.
Kini tiba saatnya puncak tradisi Ojung digelar. Pertandingan adu pukul sebatang rotan. Peserta lelaki dewasa sejak usia 17 tahun hingga usia tua 50 tahunan. Saat wasit memberi aba-aba, pertandingan dimulai dua pemakin inipun adu tangkas memecutkan rotan.
Rasa panas menyengat, itulah yang dirasakan pemain Ojung begitu batang rotan mendarat dibagian tubuh. Tradisi Ojung digelar warga Klabang, Bondowoso setiap tahun sekali saat musim kemarau. Selain keselamatan dengan tradisi ini warga juga berharap segera turun hujan atau tak terjadi kemarau panjang. (Nursalim/Sup)
Sumber: http://www.indosiar.com
Tarian Topeng Kuna dan Rontek Singo Wulung menjadi pembuka tradisi Ojung yang digelar di Balai Desa Blimbing, Kecamatan Klabang, Bondowoso. Tarian ini berlatarbelakang cerita rakyat di desa itu yakni Juk Seng. Juk Seng saat itu dipercaya menjadi demang yang dalam menjalankan tugas pemerintahan dibantu orang setia Jasiman dan murid-muridnya.
Bersama sahabatnya singa, Juk Seng sering bertempur mengusir penjajah. Karena tauladan itulah warga sekitar rela memberikan uang sedekah kepada para penari. Dipimpin sesepuh warga sekitar, melanjutkan prosesi ritual selamatan terbesar di desa itu.
Mereka meletakkan aneka makanan sesaji di mata air sembari membakar dupa. Mereka makan bersama di pinggir sungai, usai doa bersama mohon agar selamat dari mara bahaya akibat musim kemarau.
Kini tiba saatnya puncak tradisi Ojung digelar. Pertandingan adu pukul sebatang rotan. Peserta lelaki dewasa sejak usia 17 tahun hingga usia tua 50 tahunan. Saat wasit memberi aba-aba, pertandingan dimulai dua pemakin inipun adu tangkas memecutkan rotan.
Rasa panas menyengat, itulah yang dirasakan pemain Ojung begitu batang rotan mendarat dibagian tubuh. Tradisi Ojung digelar warga Klabang, Bondowoso setiap tahun sekali saat musim kemarau. Selain keselamatan dengan tradisi ini warga juga berharap segera turun hujan atau tak terjadi kemarau panjang. (Nursalim/Sup)
Sumber: http://www.indosiar.com