Bekasi - Bunga, sebut saja demikian, menjadi korban pemerkosaan kakak iparnya. Siswi kelas I sebuah SMP di Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, itu kini mengandung janin usia 4 bulan lebih. Sementara Sarnan (40), sang kakak ipar yang diduga menghamili, kabur.
Kalau enggak mau melayaninya, saya akan dibunuh.
Menurut pengakuan Bunga kepada keluarganya, pemerkosaan itu terjadi pada bulan puasa tahun lalu. Kakak iparnya itu datang diam-diam ke kamarnya tengah malam. Saat itu dirinya sedang terlelap tidur. Sarnan langsung membekap mulut adik iparnya itu dan memintanya agar tidak berteriak.
Remaja putri berusia 13 tahun itu pun dipaksa melakukan hubungan badan layaknya suami istri di bawah ancaman kakak iparnya. "Kalau enggak mau melayaninya, saya akan dibunuh," tutur Bunga seperti ditirukan salah satu anggota keluarganya.
Sekali dituruti, rupanya Sarnan ketagihan. Dia mengancam akan membunuh adik iparnya itu jika berani melaporkan kepada keluarganya. Tidak jelas berapa kali hubungan badan secara paksa itu berlangsung. Yang pasti, Bunga harus menanggung malu dengan mengandung benih dari suami kakak kandungnya itu.
Aib itu terbongkar saat keluarga Bunga mencurigai kondisi Bunga yang menunjukkan tanda-tanda lazimnya orang yang tengah hamil muda. Bunga pun menunjuk Sarnan, kakak iparnya itu, sebagai pelakunya. Kontan saja pengakuan Bunga itu membuat geram Risam, ayah kandungnya. "Kalau saja tahu dari awal, pasti sudah saya habisi dia," tutur Risam emosional.
Bisa jadi karena merasa perbuatan bejatnya bakal terbongkar, Sarnan buru-buru kabur meninggalkan desa itu. Keluarga korban yang memburu Sarnan belum menemukan tanda-tanda keberadaannya. Risam pun akhirnya melaporkan apa yang dialami anak perempuannya itu ke Mapolsek Sukatani, Rabu (3/2/2010) sore.
Kapolsek Sukatani AKP Malem Winarto membenarkan adanya laporan kasus pemerkosaan itu. "Kami sudah terima laporannya, tetapi sekarang ini sudah dilimpahkan ke Polres Metro Kabupaten Bekasi," kata Malem, kemarin.
Sumber: http://megapolitan.kompas.com
Kalau enggak mau melayaninya, saya akan dibunuh.
Menurut pengakuan Bunga kepada keluarganya, pemerkosaan itu terjadi pada bulan puasa tahun lalu. Kakak iparnya itu datang diam-diam ke kamarnya tengah malam. Saat itu dirinya sedang terlelap tidur. Sarnan langsung membekap mulut adik iparnya itu dan memintanya agar tidak berteriak.
Remaja putri berusia 13 tahun itu pun dipaksa melakukan hubungan badan layaknya suami istri di bawah ancaman kakak iparnya. "Kalau enggak mau melayaninya, saya akan dibunuh," tutur Bunga seperti ditirukan salah satu anggota keluarganya.
Sekali dituruti, rupanya Sarnan ketagihan. Dia mengancam akan membunuh adik iparnya itu jika berani melaporkan kepada keluarganya. Tidak jelas berapa kali hubungan badan secara paksa itu berlangsung. Yang pasti, Bunga harus menanggung malu dengan mengandung benih dari suami kakak kandungnya itu.
Aib itu terbongkar saat keluarga Bunga mencurigai kondisi Bunga yang menunjukkan tanda-tanda lazimnya orang yang tengah hamil muda. Bunga pun menunjuk Sarnan, kakak iparnya itu, sebagai pelakunya. Kontan saja pengakuan Bunga itu membuat geram Risam, ayah kandungnya. "Kalau saja tahu dari awal, pasti sudah saya habisi dia," tutur Risam emosional.
Bisa jadi karena merasa perbuatan bejatnya bakal terbongkar, Sarnan buru-buru kabur meninggalkan desa itu. Keluarga korban yang memburu Sarnan belum menemukan tanda-tanda keberadaannya. Risam pun akhirnya melaporkan apa yang dialami anak perempuannya itu ke Mapolsek Sukatani, Rabu (3/2/2010) sore.
Kapolsek Sukatani AKP Malem Winarto membenarkan adanya laporan kasus pemerkosaan itu. "Kami sudah terima laporannya, tetapi sekarang ini sudah dilimpahkan ke Polres Metro Kabupaten Bekasi," kata Malem, kemarin.
Sumber: http://megapolitan.kompas.com