Tana Paser, Kaltim - Budaya adalah cerminan hidup dari sebuah daerah. Pencitraannya akan dikenal masyarakat luas sebagai suatu identifikasi. Keragamannya menjadi kekayaan yang bisa dijadikan objek pariwisata. Tetapi seiring waktu, budaya ini makin lama makin ditinggalkan orang. Kaum muda tidak lagi mengenal indahnya budaya sendiri.
Karena itu, dalam upaya pelestarian seni dan budaya tradisional Kabupaten Paser, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Teknologi Komunikasi Informasi Pendidikan (TKIP) Kaltim bekerja sama Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Paser, melakukan peliputan nilai-nilai budaya Paser.
Salah satu yang mendapat perhatian adalah potensi tari tradisional, seperti tari Tolang Singkir asal Kecamatan Pasir Belengkong, petikan Gambus Muara Adang dari Kecamatan Long Ikis dan Gendang Agong asal Kecamatan Tanah Grogot.
Wakil dari UPTD TKIP Kaltim, Sarjono, mengungkapkan, peliputan nilai budaya tersebut merupakan upaya melestarikan tari seni dan budaya tradisional Paser.
“Dari hasil peliputan yang akan kita kemas dalam VCD ini nanti, selain akan kita bagikan pada objek pendidikan, juga diserahkan kepada pemerintah pusat dan juga akan ditayangkan melalui TV Pendidikan Jakarta yang programnya berorientasi pada pendidikan,” bebernya.
Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Disbudparpora Paser Surpiani SE menjelaskan, bahwa budaya dan seni tradisional ini jarang sekali diperlihatkan kepada publik. Karena itu, kegiatan liputan ini berperan penting untuk melestarikan tari dan seni budaya tradisional Paser yang sekarang mulai tergerus budaya instan.
Dalam upaya lebih meningkatkan kreativitas, pengetahuan, keterampilan sekaligus langkah lebih mengenalkan kesenian tradisional Paser di kalangan remaja, Disbudparpora Paser melalui Bidang Kebudayaan secara rutin melaksanakan pelatihan tari bagi pelajar SD, SLTP dan SLTA se-Kecamatan Tanah Grogot.
Pelatihan yang diberi nama Paser Menari itu melibatkan ratusan remaja dengan dipandu instruktur tari dari empat sanggar tari yang ada di Tanah Grogot, yakni Sanggar Tari Sadurengas, Sanggar Tari Putri Saleha, Sanggar Tari Kemilau serta Sanggar Tari Dayang Regok, yang dipusatkan di halaman kantor Bupati Paser, setiap Minggu.
Karena baru pertama dilaksanakan, maka tak heran jika pelatihan tari itu pun mendapat respons positif dari peserta. Hal itu terlihat dari jumlah peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut mencapai 200 orang.
Menurut Kepala Disbudparpora Paser Hj Herwati, kegiatan Paser Menari merupakan salah satu upaya pengembangan dan pelestarian seni budaya Paser, khususnya seni tari.
“Selain itu, kegiatan ini juga sebagai upaya menarik wisatawan dan untuk memotivasi dan menyebarluaskan kesenian tari Paser,” ungkap Herwati, didampingi Kepala Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman Disbudparpora Paser Hj Rustiati,
Herwati berharap, pelatihan tari itu bisa berkelanjutan hingga target semua peserta mampu menguasai tari yang diajarkan. “Kesenian lokal, khususnya tari merupakan satu aset penting yang dimiliki oleh sebuah masyarakat. Dan tari itu merupakan satu bentuk harta warisan yang tidak ada duanya,” tegasnya.
Sumber: http://www.kaltimpost.co.id