Menikmati Semilir Angin di Festival Sewu Kitiran 2015

Bantul, DIY - Semilir angin berhembus melewati ladang jagung di Dusun Kedungmiri, Sriharjo, Imigiri turut memutar ratusan baling-baling bambu yang terpasang di hamparan ladang hingga perbukitan.

Suara nyaring baling-baling tertiup angin pagi itu menyatu dengan alunan gejlok lesung dan tembang jawa yang ditampilkan dalam panggung Festival Sewu Kitiran, Minggu (15/11/2015).

Suasana alam asri yang didominasi perbukitan ditambah pentas budaya mampu menarik ribuan wisatawan ke dusun tersebut.

Kepala Dukuh Kedungmiri, Sugiyanto menjelaskan Festival Sewu Kitiran 2015 kali ini merupakan yang kedua kalinya digelar. Selain Kedungmiri, festival ini juga digelar bersama Dusun Sompok dan didukung Dinas Pariwisata DIY serta mahasiswa-mahasiswa UGM.

Menurutnya, dipilihnya tema kitiran atau baling-baling dalam festival dusunnya untuk melestarikan tradisi leluhur mereka. Di masa lalu, leluhur mereka membuat kitiran untuk mengundang hujan agar bisa mengairi lahan pertanian mereka.

"Jika ingin air, kakek-nenek kami mengajarkan untuk banyak bersiul sambil bikin kitiran untuk mengundang angin, jika ada angin lalu akan turun hujan, kitiran kalau diletakkan di ladang juga bisa menjadi pengusir burung," terangnya.

Pembuatan kitiran menurutnya juga sudah menjadi traidisi turun temurun masyarakat dusunnya dimana sejak kecil dulu sudah diajari membuat baling-baling dari dedaunan dan bambu.

Festival tersebut menurutnya juga menjadi media promosi yang baik bagi pengembangan dusun mereka sebagai desa wisata. Warga menurutnya menyadari potensi kekayaan alam desa mereka dimana diapit oleh perbukitan yang eksotik dan di tengahnya mengalir Sungai Oya yang sejuk.

"Kita siap membuka diri bagi yang ingin menikmati alam kami, harapan kami bisa sinergi membantu kemakmuran masyarakat kami," paparnya.

Masyarakat dusunnya menurutnya sebagian besar hanya bekerja sebagai buruh tani dan buruh bangunan, sedangkan petani yang menggarap lahan hanya sedikit dengan sempitnya lahan pertanian di wilayahnya yang berbukit-bukit. Ia berjarap dengan pariwisata bisa mengangkat perekonomian masyarakat.

Karenanya, untuk menampung wisatawan dusunnya sudah menyiapkan homestay di rumah warga, meskipun Ia mengakui fasilitas sekitar 20 homestay di dusunnya masih perlu ditingkatkan agar bisa menarik banyak wisatawan dalam maupun luar negeri.

Selain itu, di lapangan dekat ladang mereka juga sudah dibangun panggung seni di alam terbuka yang sangat representatif untik menggelar berbagai kegiatan budaya untuk menarik wisatawan.

"Sampai saat ini kita akan berusaha terus mengembangkan wisata ini, kita juga berlatih bagaimana melestarikan budaya kita seperti gejlok lesung dan karawitan," tuturnya.

Muslikh Madiyant, dosen UGM yang turut menjadi konseptor festival mengungkapkan dipilihnya kitiran sebagai tema mengingat besarnya angin yang berhembus di sana.

Selain itu, kedepannya Ia juga berharap kitiran bisa mengilhami pengembangan lain seperti energi alternatif untuk mendukung wisata di sana.

"Kita melakukan rehabilitasi situs wisata ini dibantu Dinas Pariwisata juga," tuturnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts