Bantul, DIY - Pelatihan membatik menjadi satu di antara rangkaian kegiatan Gebyar Kebudayaan 2015.
Kegiatan ini memberikan pelatihan dasar, terutama untuk pemula yang baru mengenal batik.
Seorang peserta, Malihatun, mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan yang diselenggarakan BEM UMY di Lapangan Bintang ini.
Ia mengaku antusias mengikuti pelatihan karena berasal dari satu kota yang juga terkenal akan batiknya, yakni Pekalongan.
"Masa aku dari Pekalongan, tapi nggak bisa membatik, ya harus belajar di sini. Tapi nggak gampang ternyata, apalagi aku orangnya nggak telaten," ungkapnya, Senin (28/12/2015).
Pada kegiatan tersebut, peserta diberikan alat dan bahan seperti selembar kain putih seukuran sapu tangan, gambar motif batik, kompor, wajan, serta malam.
Pertama, peserta diminta untuk menggambar motif batik yang sudah disediakan di atas kain putih menggunakan pensil.
Motif yang disediakan tergolong sederhana karena diperuntukkan bagi para pemula yang belajar membatik.
Kemudian, setelah peserta rampung memindahkan motif batik ke kain, tahap selanjutnya adalah membatik menggunakan canting yang telah dicelupkan ke dalam malam yang panas.
"Proses mencanting merupakan tahapan yang paling susah. Peserta perlu memperhatikan posisi canting dan juga memastikan malam yang berada di canting dalam keadaan panas. Jika malam tidak panas, tidak akan tembus pada kain," tutur Uri Rahmadi, Manajer Operasional dan Pelatihan Astoetik Batik.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Gebyar Kebudayaan 2015, M. Rizky Jati Putranto mengatakan jika sudah saatnya generasi muda berperan nyata dalam melindungi, menjaga, dan melestarikan kebudayaaan bangsa. Salah satunya adalah batik Indonesia.
Sumber: http://jogja.tribunnews.com