Surabaya - Setelah 12 tahun tak pernah dikunjungi kapal pesiar, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya akhirnya kembali didatangi kapal pesiar. Kali ini, Kapal pesiar Albatros asal Jerman berbobot 28.000 gross tonnage (GT) yang mengangkut 600 wisatawan manca negara asal Jerman dengan 339 awak kapal singgah selama enam jam di Surabaya.
Kunjungan kapal pesiar Albatros ke Surabaya tergolong sangat singkat. Dalam kesempatan ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya melalui Surabaya Tourism Promotion Boar (STPB) menyiapkan Program City Tour dan Bromo Sunrise Tour bagi para wisatawan mancanegara yang menumpang kapal pesiar Albatros.
Sebanyak 230 penumpang mengikuti Program City Tour melalui kunjungan ke sejumlah tempat-tempat wisata di Surabaya, seperti Museum rokok House of Sampoerna, Tugu Pahlawan, Kembang Jepun, Sunan Ampel, Monumen Kapal Selam, Pasar Bunga Kayoon, Gedung Grahadi, dan melihat karapan sapi di Kenjeran Park. Sedangkan, sekitar 30 wisatawan mengikuti Bromo Sunrise Tour ke Gunung Bromo.
Sementara itu, sekitar 300 lebih wisatawan asing yang tak mengikuti program tur memilih tinggal di kapal pesiar dan berjalan-jalan di daerah sekitar pelabuhan serta Kota Surabaya. Werner (50) dan Roth Gasi (49) wisatawan asal Jerman sempat kebingungan mencari angkutan yang bisa mengantar mereka ke berkeliling Surabaya. "Bagaimana kami bisa sampai ke kota? Kami harus naik kendaraan apa?" kata Roth agak kebingungan.
Tak hanya Werner dan Roth, beberapa wisatawan lain juga terpaksa jalan kaki hingga ke sejumlah tempat tanpa ada siapa pun yang memandu. Fasilitas bus pengantar tampaknya hanya disiapkan bagi para wisatawan asing yang mengikuti program tur. Sedangkan, wisatawan yang lain dibiarkan begitu saja.
Andri (40) salah seorang pemandu wisata menyatakan, di Bali, begitu wisatawan asing tiba di dekat pelabuhan atau bandara armada taksi langsung siap sedia. Namun, di Surabaya situasinya berbeda. Sebagian wisatawan justru dilepas begitu saja. Sebelumnya, di awal kedatangan Kapal pesiar Albatros, penyambutan rombongan kapal pesiar Albatros berlangsung agak istimewa.
Begitu bersandar di Dermaga Nusantara, Pelabuhan Tanjung Perak, para wisatawan langsung disambut dengan kesenian Reog Ponorogo. Bahkan, ruang tunggu Dermaga Nusantara dan Gapura Surya harus ditutup dan disterilkan saat para wisatawan asing tiba. Masing-masing wisatawan juga disambut dengan pemberian untaian kalung bunga melati dari panitia. Mereka diterima di ruang VIP penumpang yang dilengkapi dengan pendingin ruangan. Di ruangan penumpang juga tersedia berbagai stan penukaran mata uang asing serta penjualan barang-barang kerajinan tangan khas Jawa Timur. (ABK)
Sumber: http://travel.kompas.com
Kunjungan kapal pesiar Albatros ke Surabaya tergolong sangat singkat. Dalam kesempatan ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya melalui Surabaya Tourism Promotion Boar (STPB) menyiapkan Program City Tour dan Bromo Sunrise Tour bagi para wisatawan mancanegara yang menumpang kapal pesiar Albatros.
Sebanyak 230 penumpang mengikuti Program City Tour melalui kunjungan ke sejumlah tempat-tempat wisata di Surabaya, seperti Museum rokok House of Sampoerna, Tugu Pahlawan, Kembang Jepun, Sunan Ampel, Monumen Kapal Selam, Pasar Bunga Kayoon, Gedung Grahadi, dan melihat karapan sapi di Kenjeran Park. Sedangkan, sekitar 30 wisatawan mengikuti Bromo Sunrise Tour ke Gunung Bromo.
Sementara itu, sekitar 300 lebih wisatawan asing yang tak mengikuti program tur memilih tinggal di kapal pesiar dan berjalan-jalan di daerah sekitar pelabuhan serta Kota Surabaya. Werner (50) dan Roth Gasi (49) wisatawan asal Jerman sempat kebingungan mencari angkutan yang bisa mengantar mereka ke berkeliling Surabaya. "Bagaimana kami bisa sampai ke kota? Kami harus naik kendaraan apa?" kata Roth agak kebingungan.
Tak hanya Werner dan Roth, beberapa wisatawan lain juga terpaksa jalan kaki hingga ke sejumlah tempat tanpa ada siapa pun yang memandu. Fasilitas bus pengantar tampaknya hanya disiapkan bagi para wisatawan asing yang mengikuti program tur. Sedangkan, wisatawan yang lain dibiarkan begitu saja.
Andri (40) salah seorang pemandu wisata menyatakan, di Bali, begitu wisatawan asing tiba di dekat pelabuhan atau bandara armada taksi langsung siap sedia. Namun, di Surabaya situasinya berbeda. Sebagian wisatawan justru dilepas begitu saja. Sebelumnya, di awal kedatangan Kapal pesiar Albatros, penyambutan rombongan kapal pesiar Albatros berlangsung agak istimewa.
Begitu bersandar di Dermaga Nusantara, Pelabuhan Tanjung Perak, para wisatawan langsung disambut dengan kesenian Reog Ponorogo. Bahkan, ruang tunggu Dermaga Nusantara dan Gapura Surya harus ditutup dan disterilkan saat para wisatawan asing tiba. Masing-masing wisatawan juga disambut dengan pemberian untaian kalung bunga melati dari panitia. Mereka diterima di ruang VIP penumpang yang dilengkapi dengan pendingin ruangan. Di ruangan penumpang juga tersedia berbagai stan penukaran mata uang asing serta penjualan barang-barang kerajinan tangan khas Jawa Timur. (ABK)
Sumber: http://travel.kompas.com