Pekanbaru - Sebuah kitab kuno peninggalan Dalai Lama, pemimpin religius Budha dari Tibet, kini terawat dengan rapi dan menjadi objek wisata religi di Wihara Tri Ratna Budhis Center, di Pekanbaru, Riau.
"Kitab kuno ini sudah berumur lebih dari 100 tahun," kata Ketua Wihara Tri Ratna Budhist Center, Aniruddha, di Pekanbaru, Minggu (28/2/2010).
Ia menjelaskan kitab ajaran tentrayana tersebut dihibahkan seorang murid dari pengikut Dalai Lama saat berkunjung ke Pekanbaru pada tahun 2004.
Kitab berusia seabad itu diperkirakan berasal dari masa Dalai Lama Thubten Gyatso yang menjadi pemimpin spiritual pada tahun 1879.
Keunikan kitab itu adalah seluruh bahasa Sansekerta dituliskan dengan menggunakan tinta emas di atas kulit kayu.
Selain itu, Aniruddha mengatakan kitab tersebut terdiri dari 108 lembar kulit kayu. Hal itu membuat kitab tersebut sangat langka karena menjadi peninggalan Dalai Lama terlengkap yang ada di Indonesia.
"Biasanya Wihara hanya memiliki satu lembar dari bagian kitab saja. Tapi peninggalan Dalai Lama ini lengkap berupa satu kitab," ujarnya.
Kitab kuno tersebut hingga kini masih terawat dengan rapi di dalam kotak kaca yang terletak di lantai dasar wihara. Aniruddha mengatakan semua orang bebas untuk melihat peninggalan Dalai Lama tersebut.
Tokoh Tionghoa Pekanbaru, Darwin Susandi, mengatakan peninggalan Dalai Lama tersebut menjadi daya tarik wisata religi di Pekanbaru.
Selain itu, lokasi wihara yang berada di kawasan pecinan direncanakan untuk menjadi objek wisata Kampung Melayu Tionghoa oleh pemerintah setempat.
"Pencanangan kawasan wisata diharapkan jadi objek wisata baru di Pekanbaru," katanya.
Sumber: http://regional.kompas.com
"Kitab kuno ini sudah berumur lebih dari 100 tahun," kata Ketua Wihara Tri Ratna Budhist Center, Aniruddha, di Pekanbaru, Minggu (28/2/2010).
Ia menjelaskan kitab ajaran tentrayana tersebut dihibahkan seorang murid dari pengikut Dalai Lama saat berkunjung ke Pekanbaru pada tahun 2004.
Kitab berusia seabad itu diperkirakan berasal dari masa Dalai Lama Thubten Gyatso yang menjadi pemimpin spiritual pada tahun 1879.
Keunikan kitab itu adalah seluruh bahasa Sansekerta dituliskan dengan menggunakan tinta emas di atas kulit kayu.
Selain itu, Aniruddha mengatakan kitab tersebut terdiri dari 108 lembar kulit kayu. Hal itu membuat kitab tersebut sangat langka karena menjadi peninggalan Dalai Lama terlengkap yang ada di Indonesia.
"Biasanya Wihara hanya memiliki satu lembar dari bagian kitab saja. Tapi peninggalan Dalai Lama ini lengkap berupa satu kitab," ujarnya.
Kitab kuno tersebut hingga kini masih terawat dengan rapi di dalam kotak kaca yang terletak di lantai dasar wihara. Aniruddha mengatakan semua orang bebas untuk melihat peninggalan Dalai Lama tersebut.
Tokoh Tionghoa Pekanbaru, Darwin Susandi, mengatakan peninggalan Dalai Lama tersebut menjadi daya tarik wisata religi di Pekanbaru.
Selain itu, lokasi wihara yang berada di kawasan pecinan direncanakan untuk menjadi objek wisata Kampung Melayu Tionghoa oleh pemerintah setempat.
"Pencanangan kawasan wisata diharapkan jadi objek wisata baru di Pekanbaru," katanya.
Sumber: http://regional.kompas.com