Banjarmasin - Kongres Budaya Banjar ke dua pada 4-7 April 2010 di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) bakal diikuti oleh peserta dari beberapa negara tetangga dan warga Banjar yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Kita telah menyebarkan sekitar 300 undangan kepada warga Banjar yang ada di seluruh Indonesia dan luar negeri," kata Kepala Dinas Pariwisata Kalsel Bihman Mulyansyah di Banjarmasin, Kamis.
Menurut dia, beberapa peserta dari negara tetangga tersebut antara lain, Malaysia, Slangor, Johor Baru, Sabah dan Brunei Darussalam. Sedangkan peserta lokal antara lain datang dari Sumatra, Jabodetabek, Jawa Timur, Tengah dan Barat, serta dari Sulawesi.
Kongres ini, kata dia, mengangkat tema "memperkuat lembaga ’madam’ atau perantauan orang Banjar" dengan harapan budaya Banjar akan tetap melekat, kendati warga Banjar telah menetap di luar daerah.
Menurut Bihman, saat ini budaya Banjar mulai memudar di kalangan generasi muda perantauan. Banyak generasi muda Banjar yang tumbuh di perantauan tidak mengenal lagi budaya maupun bahasa Banjar.
Berdasarkan hal tersebut, diharapkan pada kongres kali ini, rasa cinta dan memiliki terhadap budaya Banjar akan kembali kuat terutama bagi warga Banjar di perantauan.
Selain itu, kata dia, dengan adanya kongres budaya Banjar yang dilaksanakan pada dua tahun sekali, akan menjadi wisata mudik bagi warga perantauan.
Hal tersebut, kata dia, akan mendorong tumbuh dan berkembangnya pariwisata Kalsel. "Bila dalam dua tahun sekali ratusan warga Banjar yang ada diperantauan baik dalam maupun luar negeri mudik ke Banjarmasin, tentu akan menjadi nilai tambah yang luar biasa bagi pariwisata Kalsel," katanya.
Pada kongres budaya Banjar pertama, kata dia, telah dihasilkan tiga perda antara lain, perda pelestarian budaya Banjar dan pelestarian arsitektur Banjar.
Diharapkan, kata Bihman, pada kongres kali ini juga akan dihasilkan perda yang mampu mendorong dan melindungi aset-aset budaya Banjar yang hampir punah.
Pembukaan kongres, kata dia, akan diawali dengan pawai budaya keliling Kota Banjarmasin, kemudian dilanjutkan dengan pembukaan pameran budaya yang diikuti oleh industri kreatif mulai dari musik, kerajinan dan lainnya.
Selain itu, kata dia, tidak ketinggalan juga akan ditampilkan industri kuliner mulai dari kuliner tradisional hingga yang modern.
"Pada malam hari akan diisi oleh berbagai atraksi budaya yang dilaksanakan di Gedung Taman Budaya," katanya. (JY)
Sumber: http://oase.kompas.com
"Kita telah menyebarkan sekitar 300 undangan kepada warga Banjar yang ada di seluruh Indonesia dan luar negeri," kata Kepala Dinas Pariwisata Kalsel Bihman Mulyansyah di Banjarmasin, Kamis.
Menurut dia, beberapa peserta dari negara tetangga tersebut antara lain, Malaysia, Slangor, Johor Baru, Sabah dan Brunei Darussalam. Sedangkan peserta lokal antara lain datang dari Sumatra, Jabodetabek, Jawa Timur, Tengah dan Barat, serta dari Sulawesi.
Kongres ini, kata dia, mengangkat tema "memperkuat lembaga ’madam’ atau perantauan orang Banjar" dengan harapan budaya Banjar akan tetap melekat, kendati warga Banjar telah menetap di luar daerah.
Menurut Bihman, saat ini budaya Banjar mulai memudar di kalangan generasi muda perantauan. Banyak generasi muda Banjar yang tumbuh di perantauan tidak mengenal lagi budaya maupun bahasa Banjar.
Berdasarkan hal tersebut, diharapkan pada kongres kali ini, rasa cinta dan memiliki terhadap budaya Banjar akan kembali kuat terutama bagi warga Banjar di perantauan.
Selain itu, kata dia, dengan adanya kongres budaya Banjar yang dilaksanakan pada dua tahun sekali, akan menjadi wisata mudik bagi warga perantauan.
Hal tersebut, kata dia, akan mendorong tumbuh dan berkembangnya pariwisata Kalsel. "Bila dalam dua tahun sekali ratusan warga Banjar yang ada diperantauan baik dalam maupun luar negeri mudik ke Banjarmasin, tentu akan menjadi nilai tambah yang luar biasa bagi pariwisata Kalsel," katanya.
Pada kongres budaya Banjar pertama, kata dia, telah dihasilkan tiga perda antara lain, perda pelestarian budaya Banjar dan pelestarian arsitektur Banjar.
Diharapkan, kata Bihman, pada kongres kali ini juga akan dihasilkan perda yang mampu mendorong dan melindungi aset-aset budaya Banjar yang hampir punah.
Pembukaan kongres, kata dia, akan diawali dengan pawai budaya keliling Kota Banjarmasin, kemudian dilanjutkan dengan pembukaan pameran budaya yang diikuti oleh industri kreatif mulai dari musik, kerajinan dan lainnya.
Selain itu, kata dia, tidak ketinggalan juga akan ditampilkan industri kuliner mulai dari kuliner tradisional hingga yang modern.
"Pada malam hari akan diisi oleh berbagai atraksi budaya yang dilaksanakan di Gedung Taman Budaya," katanya. (JY)
Sumber: http://oase.kompas.com