Berau, Kaltim - Hutan mangrove atau yang lebih dikenal dengan hutan bakau di Kabupaten Berau diklaim sebagai yang terbaik di Kalimantan Timur (Kaltim) saat ini. Dengan luas yang mencapai 67 ribu hektare, selain tergolong besar dan memiliki potensi sebagai penyeimbang lingkungan, hutan mangrove juga dapat menjadi aset yang berpotensi sebagai objek wisata seperti di daerah lain. Opsi itupun mendapat dukungan penuh Pemkab Berau. Dalam penuturannya Bupati Drs H Makmur HAPK menyebut jika kawasan hutan mangrove dijadikan salah satu obyek wisata dipastikan multiplier effect-nya pun akan dirasakan masyarakat Berau, terutama bagi mereka yang bermukim di dekat kawasan hutan mangrove tersebut.
"Masyarakat sekitar akan mendapatkan penghasilan tambahan jika kawasan hutan mangrove dijadikan obyek wisata. Karena akan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi hutan mangrove, selain menikmati keindahan obyek wisata yang telah ada," kata Makmur. Dukungan pemkab terhadap wacana akan dijadikannya kawasan hutan mangrove sebagai salah satu obyek wisata, karena pemkab memiliki komitmen untuk melestarikan hutan mangrove dan menjadikan Berau sebagai daerah tujuan wisata di Kaltim. "Pemerintah daerah sangat mendukung wacana akan dijadikan kawasan hutan mangrove sebagai salah satu obyek wisata, yang penting itu diseriusi. Karena hutan mangrove tidak hanya bisa sebagai obyek wisata tapi juga bisa dijadikan tempat budidaya hasil laut," katanya.
Selain itu, hutan mangrove berfungsi mencegah ancaman erosi di daerah pesisir pantai. Karenanya peran serta masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam menjaga kelestarian hutan mangrove sangat diharapkan. "Pulihnya hutan mangrove juga akan sangat menentukan masa depan kehidupan masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir," cetusnya lagi. Bupati juga menegaskan, apapun kegiatan masyarakat dalam mempertahankan lingkungan, khususnya penanaman hutan mangrove, pemerintah daerah akan mendukung sepenuhnya. Karena menjaga kualitas lingkungan merupakan komitmen pemerintah daerah yang kini menjadi perhatian serius. Rencananya kawasan hutan mangrove yang lebih dulu dijadikan obyek wisata yaitu hutan mangrove yang berada di Tanjung Batu Kecamatan Pulau Derawan.
"Kemarin, Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan melakukan diskusi soal bantuan pembentukan pusat informasi mangrove di Berau," urainya. Pusat informasi mangrove itu diharapkan dapat memberikan data yang berkaitan dengan hutan mangrove di Berau, baik yang kondisinya saat ini masih dalam keadaan baik maupun kawasan hutan mangrove yang akan direhabilitasi. "Selain menjadi obyek wisata, juga diharapkan menjadi pusat pelatihan dan penelitian," tukas Makmur. (sep)
Sumber: http://www.sapos.co.id