Malang - Satpol PP akan menyisir pelajar yang keluyuran di lokalisasi. Ini peringatan bagi para orangtua agar selalu waspada dengan perilaku anak-anaknya. Data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Malang menyebut, saat ini terjadi kenaikan jumlah penderita HIV dan AIDS berusia 14-18 tahun yang ditengarai karena seringnya mereka mencoba seks bebas di lokalisasi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang dr Agus W Arifin menuturkan, kenderungan adanya kenaikan ‘konsumsi’ pekerja seks komersial (PSK) oleh pelajar ini terdeteksi dari peningkatan jumlah korban HIV dan AIDS. Meski relatif kecil, fakta menunjukkan demikian.
“Penyebabnya karena anak-anak yang harusnya menghabiskan waktunya untuk belajar itu sudah mulai menjajal seks bebas ke lokalisasi,” kata Agus di sela lokakarya penyusunan restra lima tahun (2009-2014) KPA Kabupaten Malang di Hotel Margosuko, Kamis (23/7).
Menghadapi masalah ini, Dinkes akan membentuk tim terpadu dan memberi kewenangan penuh pada Satpol PP agar menyisir para pelajar yang keluyuran di lokalisasi atau tempat-tempat lain saat jam sekolah. “Kami akan melibatkan satpol, dindik, dan dispora,” paparnya.
Ia berpendapat, pemerintah dan semua pihak terkait sebaiknya menggunakan pendekatan dengan bimbingan, bukan hukuman. Diharapkan, dengan metode ini, bisa memutus rantai atau meminimalisasi jumlah penderita HIV dan AIDS usia remaja. “Kami akan meminta pengelola wisma di lokalisasi serta PSK agar menolak melayani anak-anak sekolah,” katanya.
Agus menandaskan, bagaimana teknis ‘pencekalan’ pelajar masuk lokalisasi itu kini masih dibahas. Dan, sebelum itu diterapkan, sebaiknya sekolah dan orangtua benar-benar ketat mengawasi anaknya yang sembunyi-sembunyi mengunjungi lokalisasi.
Sesuai data KPA Kabupaten Malang, jumlah penderita HIV dan AIDS sejak 1991 hingga Juni 2009 mencapai 370 penderita dan dengan 98 orang di antaranya meninggal. Namun Dinkes meyakini, 370 ini baru data yang terpantau. Mereka memperkirakan masih ada 3.700 penderita yang tak terdeteksi.
Kabag Bina Mental dan Rohani Kabupaten Malang E Hafi Lutfi mengajak tokoh agama dan masyarakat membantu menyadarkan keluarga akan bahaya seks bebas bagi anak. Ia telah berkoordinasi dengan MUI dan Depag guna ikut menyebarkan informasi bahaya pergaulan bebas. vie
Sumber: http://nasional.kompas.com
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang dr Agus W Arifin menuturkan, kenderungan adanya kenaikan ‘konsumsi’ pekerja seks komersial (PSK) oleh pelajar ini terdeteksi dari peningkatan jumlah korban HIV dan AIDS. Meski relatif kecil, fakta menunjukkan demikian.
“Penyebabnya karena anak-anak yang harusnya menghabiskan waktunya untuk belajar itu sudah mulai menjajal seks bebas ke lokalisasi,” kata Agus di sela lokakarya penyusunan restra lima tahun (2009-2014) KPA Kabupaten Malang di Hotel Margosuko, Kamis (23/7).
Menghadapi masalah ini, Dinkes akan membentuk tim terpadu dan memberi kewenangan penuh pada Satpol PP agar menyisir para pelajar yang keluyuran di lokalisasi atau tempat-tempat lain saat jam sekolah. “Kami akan melibatkan satpol, dindik, dan dispora,” paparnya.
Ia berpendapat, pemerintah dan semua pihak terkait sebaiknya menggunakan pendekatan dengan bimbingan, bukan hukuman. Diharapkan, dengan metode ini, bisa memutus rantai atau meminimalisasi jumlah penderita HIV dan AIDS usia remaja. “Kami akan meminta pengelola wisma di lokalisasi serta PSK agar menolak melayani anak-anak sekolah,” katanya.
Agus menandaskan, bagaimana teknis ‘pencekalan’ pelajar masuk lokalisasi itu kini masih dibahas. Dan, sebelum itu diterapkan, sebaiknya sekolah dan orangtua benar-benar ketat mengawasi anaknya yang sembunyi-sembunyi mengunjungi lokalisasi.
Sesuai data KPA Kabupaten Malang, jumlah penderita HIV dan AIDS sejak 1991 hingga Juni 2009 mencapai 370 penderita dan dengan 98 orang di antaranya meninggal. Namun Dinkes meyakini, 370 ini baru data yang terpantau. Mereka memperkirakan masih ada 3.700 penderita yang tak terdeteksi.
Kabag Bina Mental dan Rohani Kabupaten Malang E Hafi Lutfi mengajak tokoh agama dan masyarakat membantu menyadarkan keluarga akan bahaya seks bebas bagi anak. Ia telah berkoordinasi dengan MUI dan Depag guna ikut menyebarkan informasi bahaya pergaulan bebas. vie
Sumber: http://nasional.kompas.com