Teknologi canggih menjadi perburuan bagi negara-negara besar di belahan dunia. Salah satunya dengan penciptaan alat transportasi darat, seperti kereta listrik. Kereta listrik teranyar kali ini datang dari Korea Selatan.
Berbeda dari dua kereta listrik ternama sebelumnya, TGV dan Maglev yang mengutamakan kecepatan, kereta baru di Negeri Ginseng ini malah mengutamakan unsur ramah lingkungan dengan teknologi listrik tanpa kabel.
Salah satu universitas teknologi terkemuka di Korsel, pada Selasa (9/3) menyingkap alat transportasi baru bertenaga listrik. Tenaga listrik yang didapat bukan karena sebuah kabel di atas jalur kereta, melainkan arus listrik secara magnetik yang sudah tertanam di lajur jalan.
â€Ide untuk konsep teknologi ini sebenarnya telah ada sejak 100 tahun lalu. Namun, kami telah menemukan cara yang lebih praktis untuk menghantarkan listrik,†kata BK Park, anggota proyek dari Institut Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Korea.
Agar tetap berjalan, setiap beberapa puluh meter kendaraan menerima microchargesdari jalur yang dilalui. “Kendaraan ini tidak seperti telepon seluler yang perlu di-charge selama berjam-jam. Microcharges cukup efisien,†kata Park.
Biaya penginstalan sistem kereta listri tanpa kabel ini diperkirakan sebesar 400 juta won atau US$353.500 per kilometernya.
TGV dan Maglev
TGV (Train à Grande Vitesse) adalah kereta listrik cepat buatan Prancis dengan menggunakan turbin gas dan minyak. TGV sudah beroperasi di banyak negara besar, seperti Amerika Serikat, Belanda, Spanyol, Britania Raya dan Korsel sendiri. Biaya minyak yang dipakai cukup tinggi, sehingga TGV dianggap kurang praktis.
Sedangkan berdasarkan uji coba di Jepang, Maglev memiliki kecepatan lebih cepat 6 kilometer per jam (3.7 mph) dibanding kereta listrik TGV. Kereta Maglev juga bisa melayang di atas rel, sehingga tidak menimbulkan gesekan yang keras. Kekurangan pada kereta ini dikarenakan mahalnya biaya pengadaan rel magnet yang digunakan. Negara-negara yang sudah menggunakan jereta jenis ini adalah Jepang, Jerman, Amerika dan Prancis. (Pri/Reuters/OL-08) Rimbo Afred
Sumber: http://www.mediaindonesia.com
Berbeda dari dua kereta listrik ternama sebelumnya, TGV dan Maglev yang mengutamakan kecepatan, kereta baru di Negeri Ginseng ini malah mengutamakan unsur ramah lingkungan dengan teknologi listrik tanpa kabel.
Salah satu universitas teknologi terkemuka di Korsel, pada Selasa (9/3) menyingkap alat transportasi baru bertenaga listrik. Tenaga listrik yang didapat bukan karena sebuah kabel di atas jalur kereta, melainkan arus listrik secara magnetik yang sudah tertanam di lajur jalan.
â€Ide untuk konsep teknologi ini sebenarnya telah ada sejak 100 tahun lalu. Namun, kami telah menemukan cara yang lebih praktis untuk menghantarkan listrik,†kata BK Park, anggota proyek dari Institut Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Korea.
Agar tetap berjalan, setiap beberapa puluh meter kendaraan menerima microchargesdari jalur yang dilalui. “Kendaraan ini tidak seperti telepon seluler yang perlu di-charge selama berjam-jam. Microcharges cukup efisien,†kata Park.
Biaya penginstalan sistem kereta listri tanpa kabel ini diperkirakan sebesar 400 juta won atau US$353.500 per kilometernya.
TGV dan Maglev
TGV (Train à Grande Vitesse) adalah kereta listrik cepat buatan Prancis dengan menggunakan turbin gas dan minyak. TGV sudah beroperasi di banyak negara besar, seperti Amerika Serikat, Belanda, Spanyol, Britania Raya dan Korsel sendiri. Biaya minyak yang dipakai cukup tinggi, sehingga TGV dianggap kurang praktis.
Sedangkan berdasarkan uji coba di Jepang, Maglev memiliki kecepatan lebih cepat 6 kilometer per jam (3.7 mph) dibanding kereta listrik TGV. Kereta Maglev juga bisa melayang di atas rel, sehingga tidak menimbulkan gesekan yang keras. Kekurangan pada kereta ini dikarenakan mahalnya biaya pengadaan rel magnet yang digunakan. Negara-negara yang sudah menggunakan jereta jenis ini adalah Jepang, Jerman, Amerika dan Prancis. (Pri/Reuters/OL-08) Rimbo Afred
Sumber: http://www.mediaindonesia.com