Kupang - Biawak raksasa komodo (Varanus commodoensis) yang merupakan penghuni Taman Nasional Komodo di ujung barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), semakin terancam dari persaingan untuk memperebutkan posisi sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Kepala Bidang Promosi Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi NTT Ulbadus Gogi, Rabu (24/3/2010), mengakui bahwa peluang komodo untuk menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia saat ini dalam acaman serius.
"Posisi komodo sekarang berada pada anak tangga ke-14. Ini sebuah ancaman serius jika kita tidak dukung secara nyata melalui vote Komodo lewat jaringan internet," katanya.
Sejak diumumkan pada 21 Juli 2009 oleh New 7 Wonders Foundation bahwa komodo masuk sebagai salah satu finalis dari 28 finalis yang berhak melanjutkan ke tahap final setelah menyisihkan lebih kurang 440 nominasi dari 220 negara, pemerintah terus melakukan sosialisasi untuk meminta dukungan.
Permintaan dukungan ini tidak hanya kepada rakyat NTT, tetapi juga kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Menurutnya, wisatawan dari negara mana pun di dunia yang ingin ke Pulau Komodo pasti harus melewati Jakarta, Denpasar, Bali, Balikpapan, dan daerah di Indonesia sebelum ke Pulau Komodo yang terletak di ujung barat Pulau Flores.
Artinya, efeknya tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dan rakyat NTT, tetapi seluruh masyarakat Indonesia.
"Masyarakat Indonesia juga pasti merasa bangga karena ada salah satu tempat pariwisata di Indonesia yang bisa ikut bersaing di dunia internasional dan masuk dalam nominasi," katanya.
Oleh karena itu, pemerintah dan rakyat di provinsi kepulauan itu mengajak seluruh rakyat di negeri ini untuk bersama-sama memberikan dukungan agar komodo bisa terpilih dan menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
"Kita masih memiliki cukup waktu, tetapi dukungan tidak bisa hanya dari masyarakat NTT. Seluruh masyarakat Indonesia harus memberikan dukungan penuh," katanya.
Tanpa dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia, harapan untuk menjadikan komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia hanya tinggal harapan.
Sumber: http://regional.kompas.com
Kepala Bidang Promosi Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi NTT Ulbadus Gogi, Rabu (24/3/2010), mengakui bahwa peluang komodo untuk menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia saat ini dalam acaman serius.
"Posisi komodo sekarang berada pada anak tangga ke-14. Ini sebuah ancaman serius jika kita tidak dukung secara nyata melalui vote Komodo lewat jaringan internet," katanya.
Sejak diumumkan pada 21 Juli 2009 oleh New 7 Wonders Foundation bahwa komodo masuk sebagai salah satu finalis dari 28 finalis yang berhak melanjutkan ke tahap final setelah menyisihkan lebih kurang 440 nominasi dari 220 negara, pemerintah terus melakukan sosialisasi untuk meminta dukungan.
Permintaan dukungan ini tidak hanya kepada rakyat NTT, tetapi juga kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Menurutnya, wisatawan dari negara mana pun di dunia yang ingin ke Pulau Komodo pasti harus melewati Jakarta, Denpasar, Bali, Balikpapan, dan daerah di Indonesia sebelum ke Pulau Komodo yang terletak di ujung barat Pulau Flores.
Artinya, efeknya tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dan rakyat NTT, tetapi seluruh masyarakat Indonesia.
"Masyarakat Indonesia juga pasti merasa bangga karena ada salah satu tempat pariwisata di Indonesia yang bisa ikut bersaing di dunia internasional dan masuk dalam nominasi," katanya.
Oleh karena itu, pemerintah dan rakyat di provinsi kepulauan itu mengajak seluruh rakyat di negeri ini untuk bersama-sama memberikan dukungan agar komodo bisa terpilih dan menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
"Kita masih memiliki cukup waktu, tetapi dukungan tidak bisa hanya dari masyarakat NTT. Seluruh masyarakat Indonesia harus memberikan dukungan penuh," katanya.
Tanpa dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia, harapan untuk menjadikan komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia hanya tinggal harapan.
Sumber: http://regional.kompas.com