Jakarta - Keraton Kesultanan Ternate menggelar pesta rakyat Maluku Utara, Legu Gam, pada 1-17 April 2010 untuk menarik kedatangan minimal 20.000 wisatawan ke daerah itu.
"Ini salah satu upaya kami untuk menarik lebih banyak kunjungan wisawatan ke Ternate," kata penggagas Legu Gam, Permaisuri Kesultanan Ternate, Boki Ratu Nita Budhi Susanti, dalam jumpa pers di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, penyelenggaraan pesta rakyat Legu Gam bertujuan untuk mempromosikan pariwisata dan potensi wisata di Maluku Utara (Malut).
Menurut dia, Malut memiliki banyak tujuan wisata yang potensial untuk ditawarkan kepada wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Legu Gam merupakan pesta rakyat masyarakat Ternate yang sudah diselenggarakan secara rutin dalam tujuh tahun terakhir sebagai peringatan ulang tahun Sultan Ternate dan tahun ini untuk menyambut ulang tahun Sultan ke-75.
"Di Malut kami memiliki 29 suku dengan 60 bahasa daerah, dengan segala macam potensi wisata yang ada mulai dari wisata budaya, wisata bahari, wisata sejarah, sampai wisata kuliner," katanya.
Ia berpendapat, sejak zaman dahulu kala, Ternate tersohor di seluruh dunia sebagai pulau yang kaya rempah-rempah sehingga paling banyak disinggahi oleh pelaut Eropa.
Permaisuri Boki yang dari tahun ke tahun menjadi penggagas gelaran itu mengatakan, Legu Gam yang telah masuk dalam agenda pariwisata nasional tiap tahun memiliki nilai strategis dalam mengangkat budaya lokal Moluku, Kie Raha, di tengah gempuran budaya asing.
"Tema yang diangkat tahun ini adalah ’Membangun Perekonomian Rakyat Melalui Adat Seatorang’," katanya.
Tema itu bertujuan untuk mewujudkan perekonomian yang kuat bagi rakyat Ternate. Untuk itu, pihaknya menilai harus ada pembinaan UKM salah satunya melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Dalam event itu, akan digelar sejumlah kegiatan di antaranya pameran, seminar, serta promosi khususnya yang terkait dengan perekonomian masyarakat setempat.
Sementara itu, Sultan Ternate ke-48, Jo Ou Kalano Sultan Mudaffar Sjah, mengatakan, Legu Gam dapat menjadi ajang untuk menampilkan adat dan tradisi Ternate kepada dunia luar termasuk masyarakat di luar negeri.
"Kita tahu bahwa pariwisata bisa menimbulkan rasa nasionalisme, selain itu, Legu Gam ini juga salah satunya untuk meningkatkan nilai- nilai budaya bangsa," katanya.
Dirjen Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar, mengatakan, pihaknya telah mengalokasikan dana Rp500 juta untuk mendukung suksesnya festival tersebut.
"Legu Gam telah terdaftar dalam kalender event pariwisata nasional dan ke depan diharapkan akan menjadi daya tarik paket kunjungan ke Ternate," katanya.
Ia menambahkan, Malut khususnya Kesultanan Ternate telah tersohor di dunia sebagai pulau penghasil rempah-rempah.
"Ternate juga memiliki ratusan benteng salah satunya Benteng Orange yang dikenal sebagai benteng pertama di Indonesia yang dibangun kolonial Belanda ketika mencari rempah-rempah di Maluku sekitar abad 15-16 SM," katanya. (JY)
Sumber: http://oase.kompas.com
"Ini salah satu upaya kami untuk menarik lebih banyak kunjungan wisawatan ke Ternate," kata penggagas Legu Gam, Permaisuri Kesultanan Ternate, Boki Ratu Nita Budhi Susanti, dalam jumpa pers di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, penyelenggaraan pesta rakyat Legu Gam bertujuan untuk mempromosikan pariwisata dan potensi wisata di Maluku Utara (Malut).
Menurut dia, Malut memiliki banyak tujuan wisata yang potensial untuk ditawarkan kepada wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Legu Gam merupakan pesta rakyat masyarakat Ternate yang sudah diselenggarakan secara rutin dalam tujuh tahun terakhir sebagai peringatan ulang tahun Sultan Ternate dan tahun ini untuk menyambut ulang tahun Sultan ke-75.
"Di Malut kami memiliki 29 suku dengan 60 bahasa daerah, dengan segala macam potensi wisata yang ada mulai dari wisata budaya, wisata bahari, wisata sejarah, sampai wisata kuliner," katanya.
Ia berpendapat, sejak zaman dahulu kala, Ternate tersohor di seluruh dunia sebagai pulau yang kaya rempah-rempah sehingga paling banyak disinggahi oleh pelaut Eropa.
Permaisuri Boki yang dari tahun ke tahun menjadi penggagas gelaran itu mengatakan, Legu Gam yang telah masuk dalam agenda pariwisata nasional tiap tahun memiliki nilai strategis dalam mengangkat budaya lokal Moluku, Kie Raha, di tengah gempuran budaya asing.
"Tema yang diangkat tahun ini adalah ’Membangun Perekonomian Rakyat Melalui Adat Seatorang’," katanya.
Tema itu bertujuan untuk mewujudkan perekonomian yang kuat bagi rakyat Ternate. Untuk itu, pihaknya menilai harus ada pembinaan UKM salah satunya melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Dalam event itu, akan digelar sejumlah kegiatan di antaranya pameran, seminar, serta promosi khususnya yang terkait dengan perekonomian masyarakat setempat.
Sementara itu, Sultan Ternate ke-48, Jo Ou Kalano Sultan Mudaffar Sjah, mengatakan, Legu Gam dapat menjadi ajang untuk menampilkan adat dan tradisi Ternate kepada dunia luar termasuk masyarakat di luar negeri.
"Kita tahu bahwa pariwisata bisa menimbulkan rasa nasionalisme, selain itu, Legu Gam ini juga salah satunya untuk meningkatkan nilai- nilai budaya bangsa," katanya.
Dirjen Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar, mengatakan, pihaknya telah mengalokasikan dana Rp500 juta untuk mendukung suksesnya festival tersebut.
"Legu Gam telah terdaftar dalam kalender event pariwisata nasional dan ke depan diharapkan akan menjadi daya tarik paket kunjungan ke Ternate," katanya.
Ia menambahkan, Malut khususnya Kesultanan Ternate telah tersohor di dunia sebagai pulau penghasil rempah-rempah.
"Ternate juga memiliki ratusan benteng salah satunya Benteng Orange yang dikenal sebagai benteng pertama di Indonesia yang dibangun kolonial Belanda ketika mencari rempah-rempah di Maluku sekitar abad 15-16 SM," katanya. (JY)
Sumber: http://oase.kompas.com