Denpasar, Bali - Anand Krishna Centre di Jalan Mertasari, Sunset Road, Kuta, Bali, menggelar sejumlah kegiatan yang bertujuan menggelorakan semangat kebangsaan bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Kamis malam.
Kegiatan tersebut melibatkan puluhan anak-anak dengan menjadikan peringatan Harkitnas sebagai media dalam memupuk kebersamaan serta menggelorakan semangat kebangsaan, guna mendukung upaya mempertahankan keutuhan NKRI.
Dalam upaya membangkitkan kesadaran menjaga negara kesatuan Republik Indonesia itu, digelar drama dan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, yang diselingi dengan pidato tokoh masyarakat dan pejabat.
"Kami selenggarakan peringatan Harkitnas sekaligus ulang tahun Graha Indonesia Jaya ke-4, dengan tema menjadikan dunia baru satu bumi, satu langit dan satu kemanusiaan," kata Adi Susanto, salah seorang pengurus Anand Krisha Centre.
Dengan kemasan acara ringan dan santai, anak anak berinteraksi satu sama lain dalam diskusi seputar pemahaman bermasyarakat dan bernegara. Bagaimana seorang pemuda digambarkan pesimistis dan selalu menuntut lebih dari negara, sementara dia tidak berbuat apa pun.
"Kamu terus mengeluh dan bertanya, apa yang telah diberikan negara padamu. Kamu sudah berbuat apa untuk negara?" demikian salah satu cuplikan percakapan dalam drama tersebut.
Sementara gedung berusia empat tahun yang dibangun Anand Krishna itu, dilaporkan selama ini digunakan sebagai tempat bersama dalam mengupayakan kejayaan dan kedamaian di bumi pertiwi.
"Kami akan terus menyuarakan kedamaian hidup di muka bumi dari tempat ini, Graha Indonesia Jaya. Ini sebagai miniatur laboratorium untuk menggapai kejayaan Indonesia. Semua bisa berkumpul di sini tanpa memandang perbedaan latar belakang status sosial, agama, pekerjaan dan suku," ujar Adi.
Ia juga menegaskan jika kegiatan yang digelar di tempat tersebut, sama sekali tidak terkait kepentingan politik praktis, semata ingin mengajak masyarakat mengembangkan budaya toleransi dan keberagamaan dalam semangat pluralisme.
Direktur Eksekutif Anand Krishna Centre, Dr Wayan Sayoga, mengatakan, pihaknya akan terus menggelorakan semangat kebangsaan yang diwariskan para pendahulu.
"Saat ini ancaman disintegrasi muncul dari dalam dan luar, karena itu kekuatan yang bisa mencegahnya adalah nasionalisme sebagai bangsa yang satu dalam wadah NKRI," katanya.
Ia juga menyitir empat warisan para pendiri bangsa yang harus dipegang sebagai bekal hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Keempat pilar penting itu adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI dan kebhinekatunggalikaan.
Acara tersebut mendapat animo tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah setempat. Tampak hadir Gus Indra Udayana dan tokoh spiritual dari India, Swammi Anubhavanda serta Supriyanto dari Bandan Kesbanglinmas Provinsi Bali. (T007/K004)
Sumber: http://www.antara.co.id
Kegiatan tersebut melibatkan puluhan anak-anak dengan menjadikan peringatan Harkitnas sebagai media dalam memupuk kebersamaan serta menggelorakan semangat kebangsaan, guna mendukung upaya mempertahankan keutuhan NKRI.
Dalam upaya membangkitkan kesadaran menjaga negara kesatuan Republik Indonesia itu, digelar drama dan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, yang diselingi dengan pidato tokoh masyarakat dan pejabat.
"Kami selenggarakan peringatan Harkitnas sekaligus ulang tahun Graha Indonesia Jaya ke-4, dengan tema menjadikan dunia baru satu bumi, satu langit dan satu kemanusiaan," kata Adi Susanto, salah seorang pengurus Anand Krisha Centre.
Dengan kemasan acara ringan dan santai, anak anak berinteraksi satu sama lain dalam diskusi seputar pemahaman bermasyarakat dan bernegara. Bagaimana seorang pemuda digambarkan pesimistis dan selalu menuntut lebih dari negara, sementara dia tidak berbuat apa pun.
"Kamu terus mengeluh dan bertanya, apa yang telah diberikan negara padamu. Kamu sudah berbuat apa untuk negara?" demikian salah satu cuplikan percakapan dalam drama tersebut.
Sementara gedung berusia empat tahun yang dibangun Anand Krishna itu, dilaporkan selama ini digunakan sebagai tempat bersama dalam mengupayakan kejayaan dan kedamaian di bumi pertiwi.
"Kami akan terus menyuarakan kedamaian hidup di muka bumi dari tempat ini, Graha Indonesia Jaya. Ini sebagai miniatur laboratorium untuk menggapai kejayaan Indonesia. Semua bisa berkumpul di sini tanpa memandang perbedaan latar belakang status sosial, agama, pekerjaan dan suku," ujar Adi.
Ia juga menegaskan jika kegiatan yang digelar di tempat tersebut, sama sekali tidak terkait kepentingan politik praktis, semata ingin mengajak masyarakat mengembangkan budaya toleransi dan keberagamaan dalam semangat pluralisme.
Direktur Eksekutif Anand Krishna Centre, Dr Wayan Sayoga, mengatakan, pihaknya akan terus menggelorakan semangat kebangsaan yang diwariskan para pendahulu.
"Saat ini ancaman disintegrasi muncul dari dalam dan luar, karena itu kekuatan yang bisa mencegahnya adalah nasionalisme sebagai bangsa yang satu dalam wadah NKRI," katanya.
Ia juga menyitir empat warisan para pendiri bangsa yang harus dipegang sebagai bekal hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Keempat pilar penting itu adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI dan kebhinekatunggalikaan.
Acara tersebut mendapat animo tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah setempat. Tampak hadir Gus Indra Udayana dan tokoh spiritual dari India, Swammi Anubhavanda serta Supriyanto dari Bandan Kesbanglinmas Provinsi Bali. (T007/K004)
Sumber: http://www.antara.co.id