Pekan Gawai Dayak Perak Dibuka

Pontianak - Pekan Gawai Dayak Perak atau yang ke-25 digelar. Ini merupakan ritual ucapan syukur etnis Dayak karena telah berhasil panen padi selama setahun. Pekan Gawai Dayak Perak resmi dibuka oleh Gubernur Kalimantan Barat Cornelis.

"Gawai Dayak sebenarnya sudah ratusan tahun lalu diselenggarakan, tapi baru beberapa tahun terakhir dilaksanakan dengan meriah," kata Cornelis di sela pembukaan Pekan Gawai Dayak Perak di rumah Betang Panjang Pontianak, Kamis (20/5/2010).

Menurut Cornelis, Gawai Dayak tidak hanya milik etnis Dayak, tapi milik semua etnis yang ada di Kalbar. "Jangan karena berbeda budaya lalu kita menjaga jarak. Mari kita sukseskan semua acara yang bernuansa budaya yang bertujuan menarik minat wisatawan manca negara untuk berkunjung ke Kalbar," katanya.

Sementara itu, Ketua Dewan Adat Dayak Kalbar, Thadeus Yus mengatakan, Gawai Dayak dilaksanakan sebagai ucapan syukur setelah musim panen padi yang telah berhasil maupun untuk musim tanam yang akan datang.

"Gawai Dayak sendiri telah menjadi kalender wisata Kalbar yang dilaksanakan setiap tanggal 20 Mei, yang juga dijadikan wisata daerah, nasional, dan internasional," katanya.

Ketua Panitia Pekan Gawai Dayak tahun 2010, Fabianus Kasim mengatakan, Gawai Dayak Perak tahun 2010, juga dihadiri oleh tamu dari Sarawak Dayak Nasional Union (SDNU).

Ia menjelaskan, Pekan Gawai Dayak Perak juga dimeriahkan oleh kirab budaya Dayak dan etnis Melayu dan lain-lain dengan mengambil rute mulai dari Jalan Sutoyo depan Rumah Betang, Ahmad Yani, Teuku Umar, Gajah Mada, kemudian melanjutkan perjalanan ke Jalan Veteran, Jalan Ahmad Yani, Tugu Digulis Universitas Tanjungpura, dan kembali lagi ke Jalan Sutoyo.

"Ada belasan kendaraan hias yang menggambarkan keanekaragaman subsuku Dayak di Kalimantan yang dikirab dengan kendaraan mengelilingi Kota Pontianak untuk mempromosikan kekayaan budaya Dayak tersebut," ujar Kasim.

Selain itu, lanjut Kasim, seminggu ke depan Pekan Gawai Dayak juga akan dimeriahkan dengan berbagai acara kesenian dan lomba, seperti festival lagu-lagu Dayak, tarian khas Dayak dan etnis lainnya yang ada di Kalbar, serta dimeriahkan dengan perlombaan olah raga tradisional seperti sumpit dan pangkak gasing.

Meski berupaya menampilkan acara dengan meriah, namun Ketua panitia itu mengakui ada beberapa daerah tidak bisa ikut dalam kegiatan tersebut karena sedang pemilihan kepala daerah periode 2010-2015.

Sumber: http://travel.kompas.com
-

Arsip Blog

Recent Posts