Indramayu - Kendati hasil panen kurang memuaskan, Ratusan warga petani Desa Sumur Adem Kecamatan Sukra Kabupaten Indramayu, tidak mengurungkan niat untuk melakukan syukuran.
Pada Sabtu (31/5/2008) di halaman kantor desa setempat, dilangsungkan pesta tani Mapag Sri dimeriahkan panggung hiburan pagelaran wayang kulit, demikian kata Ketua BPD Sumur Adem Drs H Mahmud Rois.
Pesta tani Mapag Sri merupakan kegiatan rutin dilaksanakan tiap tahun disaat musim rendeng, hal itu dilakukan lantaran meneruskan peninggalan adat nenek moyang. Adapun puncak kegiatan ritual dilaksanakan pukul 16.00 WIB dipandu oleh pemuka adat serta melibatkan sejumlah tokoh masyarakat dan dilangsungkan dengan doa bersama, tapi pada intinya kegiatan pesta panen adalah syukuran bagi warga petani.
Kendati panen musim sekarang tonasenya menurun, lantaran selain hama yang menyerang juga sulitnya air, tetapi tidak mengurungkan niat syukuran sebab selain masih diberikan nikmat dan hidayah juga kesehatan dari Tuhan.
Menurutnya, upacara adat Mapag Sri atau sedekah bumi secara turun temurun dilakukan oleh warga petani, merupakan ajang temu silaturahmi.
Maka di tempat inilah mereka saling berbagi rasa, sebagai ungkapan rasa syukur melakukan doa bersama meminta berkah dari Tuhan.
Menurut Kuwu Sumur Adem H Karlim NZ didampingi ketua LPM H Nono S acara syukuran digabungkan antara poanenan dan awal tanam gadu. Sebab ada juga lahan pesawahan ada yang baru tanam. Karena sedekah bumi itu bisa diartikan syukuram masa awal tanam.
Hal tersebut dilakukan karena faktor situasi dan kondisi, bagi persawahan yang dekat irigasi bisa p[anen lebih awal, sebaliknya bagi yang di hilir masa tanamnya biasanya belakangan.
Sedangkan Nono Sudarsono mengatakan nasib petani di wilayah ini kurang beruntung tidak sedikit yang kesulitan air, harga saprotan meroket ditambah imbas naiknya harga BBM, sehingga dengan berbagai pertimbangan acara Mapag Sri disatukan, yang peting intinya tercapai syukuran adalah berdoa bersama. (kus-2)
Sumber: http://www.pelita.or.id/
Pada Sabtu (31/5/2008) di halaman kantor desa setempat, dilangsungkan pesta tani Mapag Sri dimeriahkan panggung hiburan pagelaran wayang kulit, demikian kata Ketua BPD Sumur Adem Drs H Mahmud Rois.
Pesta tani Mapag Sri merupakan kegiatan rutin dilaksanakan tiap tahun disaat musim rendeng, hal itu dilakukan lantaran meneruskan peninggalan adat nenek moyang. Adapun puncak kegiatan ritual dilaksanakan pukul 16.00 WIB dipandu oleh pemuka adat serta melibatkan sejumlah tokoh masyarakat dan dilangsungkan dengan doa bersama, tapi pada intinya kegiatan pesta panen adalah syukuran bagi warga petani.
Kendati panen musim sekarang tonasenya menurun, lantaran selain hama yang menyerang juga sulitnya air, tetapi tidak mengurungkan niat syukuran sebab selain masih diberikan nikmat dan hidayah juga kesehatan dari Tuhan.
Menurutnya, upacara adat Mapag Sri atau sedekah bumi secara turun temurun dilakukan oleh warga petani, merupakan ajang temu silaturahmi.
Maka di tempat inilah mereka saling berbagi rasa, sebagai ungkapan rasa syukur melakukan doa bersama meminta berkah dari Tuhan.
Menurut Kuwu Sumur Adem H Karlim NZ didampingi ketua LPM H Nono S acara syukuran digabungkan antara poanenan dan awal tanam gadu. Sebab ada juga lahan pesawahan ada yang baru tanam. Karena sedekah bumi itu bisa diartikan syukuram masa awal tanam.
Hal tersebut dilakukan karena faktor situasi dan kondisi, bagi persawahan yang dekat irigasi bisa p[anen lebih awal, sebaliknya bagi yang di hilir masa tanamnya biasanya belakangan.
Sedangkan Nono Sudarsono mengatakan nasib petani di wilayah ini kurang beruntung tidak sedikit yang kesulitan air, harga saprotan meroket ditambah imbas naiknya harga BBM, sehingga dengan berbagai pertimbangan acara Mapag Sri disatukan, yang peting intinya tercapai syukuran adalah berdoa bersama. (kus-2)
Sumber: http://www.pelita.or.id/