Promosi Wisata Aceh Kurang

Jakarta- Kunjungan wisatawan mancanegara ke Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terganjal oleh citra negatif di luar negeri karena kurangnya promosi Aceh yang sekarang keadaannya sudah relatif aman dan damai.

HM.Dahlan Sulaiman, Ketua Dewan Perwakilan Daerah ASITA (Association of Indonesian Tours and Travel Agencies) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di Jakarta, Sabtu (25/10) mengatakan dari Januari hingga Oktober jumlah wisman ke Aceh tecatat hanya 1.700 orang.

"Tapi jumlah itu sebenarnya belum termasuk orang-orang NGO, juga perwakilan negara asing yang ada di Aceh, sehingga jika dihitung semuanya, jumlahnya mencapai 3.000-an wisman," katanya.

Peningkatan kunjungan wisman ke Aceh terkendala kurangnya promosi dan penyampaian informasi tentang Aceh dewasa ini, katanya. Ia juga menyayangkan kedutaan-kedutaan besar RI di Eropa dan Amerika tidak memberikan informasi tentang kondisi Aceh yang sebenarnya.

"Hal lain yang juga jadi hambatan adalah larangan orang asing mengunjungi Aceh berdasarkan peraturan darurat militer yang dibuat tahun 2003 yang belum dicabut. Sehingga orang mengira Aceh masih tidak aman. Padahal Aceh sekarang sudah pulih," jelasnya.

Persoalan lainnya adalah perlunya penerbangan pesawat asing langsung ke Aceh. "Penerbangan langsung ke Aceh ini menyangkut regulasi atau izin dari pemerintah," katanya.

Jika promosi dan izin penerbangan langsung ke Aceh dibuka, Dahlan optimis bisa mendongkrak jumlah kunjungan wisman ke Aceh. Wisata alam pantai dan pegunungan di Aceh tidak kalah menarik dengan daerah lain dan budaya seperti tari Saman, obyek-obyek wisata religius, sejarah, serta peristiwa tsunami yang banyak meninggalkan kesan monumental.

"Keramahan orang Aceh juga menjadi daya tarik tersendiri. Banyak tamu saya dari luar negeri jika sudah sekali ke Aceh menyatakan akan kembali lagi di kemudian hari," ujarnya. (Ant/OL-06)

Sumber: www.mediaindonesia.com (26 Oktober 2008)

Related Posts:

-