Asosiasi Pariwisata Batam Deklarasikan Visit Batam 2010

Batam, Kepulauan Riau- Empat asosiasi yang bergerak di sektor industri pariwisata sepakat melaksanakan berbagai langkah strategis dan terobosan untuk menyukseskan program Visit Batam 2010. Langkah strategis yang akan dilakukan ditekankan pada pergelaran acara-acara untuk menarik wisatawan.

Kesepakatan itu dituangkan dalam deklarasi bersama Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Batam, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) Batam, Asosiasi Kongres dan Konvensi Indonesia (Akkindo) Batam, dan Asosiasi Jasa Hiburan Barelang (Ajahib), di Batam, Jumat (10/10).

”Langkah-langkah yang dapat dilakukan saat ini adalah menggelar acara-acara untuk menarik wisatawan ke Batam,” kata Ketua Pelaksana Visit Batam 2010 Rahman Usman. Misalnya, pergelaran kesenian India, festival makanan, dan pelaksanaan pertemuan-pertemuan internasional, seperti pertemuan perawat Singapura.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam Muchsin mengungkapkan, acara-acara untuk menarik wisatawan itu akan dilangsungkan pada malam hari. Dengan demikian, wisatawan dapat lebih lama tinggal di Batam.

Menurut Muchsin, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Batam tahun 2007 sebanyak 1.077.000 orang, dan 2006 sebanyak 1.012.000 orang. Tahun 2008, ditargetkan jumlah wisatawan mancanegara ke Batam sebanyak 1.200.000 orang.

Muchsin mengakui, obyek wisata di Batam belum banyak dikembangkan dan dikelola agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Sebagai contoh, Pantai Melur di Pulau Galang. ”Pemerintah Kota Batam tidak memiliki cukup anggaran untuk membangun kawasan wisata Pantai Melur,” katanya.

Anggaran Pemerintah Kota Batam, lanjut Muchsin, hanya cukup untuk menata kawasan wisata di Pantai Melur, misalnya membuat kios-kios untuk penduduk. Dengan demikian, penduduk dapat menggunakan kios itu dan tidak menggunakan gubuk yang selama ini digunakan.

Menurut Muchsin, pada masa lalu, wisatawan mancanegara banyak berkunjung ke Batam karena masih terdapat hiburan perjudian. Namun, saat ini, hiburan perjudian sudah tidak beroperasi lagi.

Rahman menambahkan, tahun 2009, Singapura akan membuka tempat hiburan perjudian. Jika Singapura membuka tempat hiburan perjudian, diperkirakan arus modal ke Singapura akan lebih besar. (FER)

Sumber: cetak.kompas.com (11 Oktober 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts