Jakarta - Momentum yang ditunggu-tunggu oleh pencinta buku tetralogi Laskar Pelangi akhirnya tiba. Mulai lusa (Kamis, 25/9), novel karya Andrea Hirata itu dapat disaksikan dalam bentuk film layar lebar. Dalam premiere yang ditayangkan di Studio Planet Hollywood 21 kemarin (22/9), sang sutradara, Riri Riza, mengaku puas bisa menampilkan hasil kerja kerasnya tersebut.
Riri sangat tertantang untuk bisa bekerja optimal karena cerita dalam film itu dibuat berdasar karya yang sudah lebih dulu booming dalam bentuk novel. ‘‘Cukup sulit mengadaptasi Laskar Pelangi dalam bentuk film karena hampir semua scene-scene dalam buku itu menarik ditampilkan,‘‘ ujar alumnus Holloway University of London tersebut.
Dalam film berdurasi 120 menit tersebut, Riri menampilkan sederet nama baru di layar lebar. Terutama tokoh-tokoh yang memerankan para anggota Laskar Pelangi ketika masih anak-anak. Di antaranya, Zulfanny (Ikal kecil), Verrys Yamarno (Mahar), Dewi Ratih Ayu Safitri (Sahara), dan Marchella El Jolla Kondo. Riri mengaku sengaja mencari tokoh yang rata-rata native Belitung tersebut untuk memperkuat karakter mereka. ‘‘Jika Belitung mampu melahirkan sosok seperti Andrea Hirata, tentu akan mudah menemukan 12 anak-anak seperti dia di masa sekarang dan buktinya berhasil,‘‘ tegasnya, lantas tertawa.
Andrea Hirata menilai, keputusan untuk memfilmkan Laskar Pelangi itu sudah melalui proses yang cukup berbelit. Setelah melalui proses panjang tersebut, akhirnya dia mantap untuk melanjutkan proses itu.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin yang ikut menjadi tamu kehormatan dalam pemutaran perdana tersebut mengaku tak kuasa menahan haru dan bangga. Dia menilai, pesan moral dalam film tersebut sangat mengena dan sarat pendidikan. Untuk itu, dia sepakat bahwa film tersebut harus disaksikan pejabat-pejabat Indonesia. ‘‘Bila perlu, saya kira presiden dan menteri-menteri harus ikut antre untuk menyaksikan film yang dahsyat ini demi meningkatkan kualitas bangsa,‘‘ paparnya.
Sejumlah artis turut memperkuat karakter cerita. Di antaranya, Cut Mini, Ikranegara, Tora Sudiro, Mathias Muchus, Rieke Diah Pitaloka, dan Lukman Sardi. (zul)
Sumber: www.batampos.com (23 September 2008)