Bogor, Jawa Barat - Berwisata ke sebuah kawasan pelesiran tak hanya untuk bersenang-senang melepas lelah psikis, tetapi juga bisa menjadi ajang belajar mengenai keberadaan jenis flora dan fauna yang ada di dalamnya.
Bisa jadi belum banyak pengunjung tahu latar belakang berdirinya Taman Wisata Mekarsari (TWM). Mekarsari berlokasi sekitar 13 kilometer dari Pintu Tol Cibubur (Jagorawi) di Jalan Raya Cileungsi-Jonggol Kilometer 3, Cileungsi, Kabupaten Bogor. Taman ini resmi berdiri sejak tahun 1995 atas prakarsa (almarhumah) Tien Soeharto, istri mantan Presiden RI Soeharto (almarhum).
Sejak 2004 pengelola PT Mekar Unggul Sari mengemas lebih khusus taman ini menjadi taman wisata dan hiburan yang bermuatan agrowisata. Oleh karena itu, fasilitas yang dibangun belakangan ini berupaya untuk mendukung konsep tersebut. Perubahan konsep ini—dari sekadar taman buah menjadi taman wisata—cukup jitu, mengingat bagaimanapun orang kota makin rindu kehadiran taman kota yang nyaman yang sulit terwujud di Jakarta.
Dengan luas areal 264 hektar, TWM memiliki koleksi lebih kurang 44 famili, 362 spesies, dan 1.463 varietas tanaman dari berbagai daerah di Indonesia.
Mekarsari sejauh ini memiliki 99 varietas tanaman langka yang sebagian namanya sudah kita kenal sebagai nama kawasan di Jakarta dan sekitarnya, misalnya menteng. Selain pohon menteng tadi, ada pula pohon bintaro (Cerbera manghas), gandaria (Buoea macrophila), kawista batu (Feronia lucida), buni (Antidesma reticulata), srikaya (Annona squamosa), hingga malaka (Phylantus emblica).
Dari sisi lokasi, Taman Safari Indonesia (TSI) relatif mudah dijangkau dari Jakarta dan sekitarnya. TSI yang berada di lahan lebih dari 200 hektar itu bisa dicapai dari Jakarta dengan perjalanan lewat darat selama satu setengah jam. Dari Bandung, butuh waktu sekitar tiga jam untuk sampai ke tempat tersebut.
Rasa letih karena perjalanan yang kadang macet akibat kepadatan lalu lintas di kawasan Puncak akan terobati oleh sejuknya udara kawasan Cisarua dan satwa koleksi TSI.
Saat ini TSI yang sudah berusia 22 tahun terus melengkapi koleksi satwanya dengan binatang-binatang langka yang tidak saja berasal dari daerah-daerah di Indonesia, tetapi juga mancanegara. Di sana ada berjenis-jenis harimau, ada harimau tutul sumatera, harimau loreng, dan harimau putih dari India.
Ingin melihat aneka monyet? Koleksi TSI cukup lengkap. Bahkan, baru-baru ini bekantan yang hidup di TSI berhasil ditangkarkan kemudian memiliki anak. Pengunjung selain bisa melihat dan bermain dengan aneka satwa, juga bisa menginap di sana. TSI memiliki Caravan dan Hotel Safari bertarif mulai dari sekitar Rp 300.000.
Soal makanan tak usah khawatir, baik di TWM maupun TSI tersedia kantin dan restoran. Nah, bersiaplah menikmati rekreasi berkesan pada libur Lebaran. (TRI,SF)
Sumber: www.kompas.com (27 September 2008)