Penangkaran Penyu akan Dijadikan Obyek Wisata

Sukabumi, Jawa Barat- Tempat penangkaran satwa langka penyu di Pantai Pangumbahan, Desa Gunung Batu, Kecamatan Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, akan dijadikan obyek wisata.

"Kawasan telur penyu tersebut nantinya akan dijadikan sebagai lokasi wisata pendidikan, sehingga diharapkan dapat melindungi satwa penyu dari kepunahan," kata Bupati Sukabumi, Sukmawiaya kepada wartawan, Jumat.

Menurut dia, pihaknya kini tengah mengupayakan pemagaran permanen agar lokasi tempat bertelur penyu di Pantai Pangumbahan tidak dirusak warga dan telurnya tidak dicuri oleh warga sekitar.

"Saat ini kami juga tengah mendalami permintaan dari pemilik lama, CV Daya Bakti yang mengklaim asetnya hingga Rp5 miliar. Atas tuntutan tersebut Pemkab Sukabumi sedang menghitung kembali aset pemilik lama dan mengupayakan sejumlah anggarannya," katanya.

Hal senada juga dikatakan Kasubdit Konservasi Laut Kawasan Perairan dan Taman Nasional Laut di Direktorat Jendral, Ditjen Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), Agus Dermawan, beberapa waktu lalu, bahwa lokasi tempat bertelurnya penyu bisa dijadikan sebagai tempat wisata pendidikan.

"Pengalihan status ini akan memberikan manfaat ganda, yakni bisa melindungi keberadaan penyu dan mendatangkan pendapatan bagi pemerintah daerah serta masyarakat sekitar pantai pendaratan penyu. Masyarakat sekitar bisa membuat cendera mata dan bisa dijual kepada wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut," katanya.

Pemerintah pusat memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk mengelola kawasan pendaratan penyu seperti di Kabupaten Sukabumi.

Agus mengungkapkan, di Indonesia sendiri terdapat 143 tempat habitat penyu untuk bertelur, namun sekitar 50 persen di antaranya sudah menyusut akibat tidak diperhatikan.

"Saat ini keberadaan penyu makin menyusut hingga 80 persen jika dibandingkan dengan 50 tahun yang lalu. Jika telur penyu terus diambil maka proses regenerasi akan terputus dan populasi penyu semakin terkikis," demikian Agus Dermawan.

Sumber: www.antara.co.id (26 September 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts