Jakarta- Sekali-kali sempatkanlah ke Monas. Melakukan rekreasi ke tempat ini, tak hanya membuat Anda merasa puas bersantai dan menikmati keindahan alam namun juga membuat pengetahuan sejarah anak-anak Anda bertambah.
Sekitar tiga meter di bawah permukaan halaman Tugu Monas, terdapat sebuah ruang Museum Sejarah Nasional. Di atas ruangan seluas 80 X 80 meter ini, Anda dan keluarga dapat mengetahui perjalanan sejarah bangsa Indonesia sejak zaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia, perjuangan mencapai kemerdekaan, hingga mempertahankan kemerdekaan dari orde ke orde.
Perjalanan sejarah bangsa ini direkam dalam 51 jendela peragaan atau diorama yang seolah-olah hidup. Jendela peraga ini disertai penjelasan sekitar dua hingga tiga kalimat penjelasannya.
Contohnya, diorama Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908. Diorama ini menjelaskan betapa dulu pendidikan modern terpaksa diberikan Belanda semata-mata untuk sekadar menciptakan masyarakat sebagai pasar bagi industri Belanda. Untungnya, kebangkitan kaum terpelajar yang dicita-citakan oleh Dr Wahidin menimbulkan kesadaran nasional bagi pemuda untuk merdeka.
Di sebuah sudut ruangan ini juga terdapat stand khusus untuk mengetahui perjalanan sejarah transportasi Jakarta. Stand khusus yang didominasi warna merah ini merekam perkembangan dan kemajuan transportasi di Jakarta. Selain itu, pihak pengelola baru saja menambah koleksi museum dengan koleksi foto-foto sejarah pembangunan Monas di masa Presiden Soekarno.
Menurut Kepala Seksi Pelayanan dan Pameran Monas Yulianti Retnani, foto-foto ini sebenarnya untuk sebuah pameran sejarah sebelumnya namun merasa sayang dibuang setelah pameran selesai. "Saya tambah foto-foto pembangunan monas untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang sejarah pembangunannya dan maksud ukuran-ukurannya," ujar Yuli.
Tujuan yang dituturkan Yuli pun dibenarkan oleh Fera, salah satu pengunjung. Warga Bekasi ini sengaja membawa keponakannya yang datang dari Pontianak untuk mengenal sejarah bangsa Indonesia. "Baik sekali ya bagi anak-anak karena mendidik mereka untuk mengenal sejarah bangsa sendiri," ujar Fera yang sebelumnya sudah beberapa kali berkunjung ke Monas.
Semua koleksi berada dalam ruangan yang nyaman dan sejuk, meski agak gelap. Biasanya, sambil menunggu anak-anak bermain dan berkeliling, para orang tua juga bisa menikmati kesendirian membaca buku atau sekedar bersantai. Pihak pengelola menyediakan beberapa kursi kayu di sisi-sisi museum.
Untuk masuk ke museum dan pelataran cawan Monas, Anda cukup membayar Rp 2.500 untuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak. Namun, jika Anda sekalian juga ingin naik ke puncak Monas dan juga museum, Anda diwajibkan membayar Rp 7.500 dan anak-anak Rp 3.500. Selamat belajar mencintai Indonesia di Monas! (Caroline Damanik)
Sumber: www.kompas.com (3 Oktober 2008)