Katingan, Kalteng- Wisata alam Bukit Batu yang terletak di perbatasan Kasongan Kabupaten Katingan dan Kota Palangkaraya sudah dikenal secara luas. Bukan hanya karena keunikan bukit yang terdiri dari susunan batu-batu besar, juga ikatan cerita sejarah masa lampau yang membuat kawasan itu makin sering dikunjungi.
Konon Bukit Batu merupakan tempat bersemedi pendiri Kalteng yang juga mantan Gubernur Kalteng, Tjilik Riwut. Tidak hanya ketika dia menjadi seorang tokoh, Bukit Batu sudah menjadi tempat yang nyaman bagi Tjilik Riwut sewaktu kecil untuk menenangkan diri.
Menurut cerita yang berkembang, Bukit Batu dulunya juga sering dijadikan tempat bertapa Riwut Dahiang, ayah Tjilik Riwut, yang ingin mempunyai seorang anak laki-laki sebab setiap anaknya lahir laki-laki selalu meninggal. `Petunjuk` yang diperoleh dalam pertapaan itu ialah, anak laki-laki Riwut Dahiang yang akan dilahirkan kelak akan mengemban tugas khusus untuk sukunya.
Tjilik Riwut dalam masa pertumbuhannya hampir tidak pernah melupakan Bukit Batu. Dalam usia yang masih belia, Tjilik Riwut biasa pergi meninggalkan teman bermainnya untuk menuju Bukit Batu, yang jaraknya dari tempat tinggalnya sekitar 15 Km.
Tjilik Riwut berjalan menuju Bukit Batu untuk melakukan apa yang dulu pernah dilakukan oleh ayahnya, Riwut Dahiang. `Petunjuk` yang pertama diperoleh ialah, supaya Tjilik Riwut menyeberang laut menuju Pulau Jawa.
Hampir sulit `petunjuk` itu dilaksanakan, karena pada jaman itu, transportasi di Kalimantan masih sangat minim, sehingga bisa dikatakan mustahil, apalagi harus ditempuh dari Desa Kasongan di mana Tjilik Riwut lahir dan tinggal.
Untuk pergi ke Banjarmasin saja, waktu itu bukan main susahnya. Namun entah atas dorongan itu atau motivasi lain, Tjilik Riwut yang melanglang buana akhirnya kembali ke Kalteng sebagai pejuang dan kemudian mengemban tugas penting sebagai Gubernur Kalteng.
Legenda itulah yang terus mengiringi sehingga Bukit Batu yang kini dikenal dengan nama Tempat Pertapaan Tjilik Riwut itu semakin dikenal. Setiap akhir pekan, ada saja warga yang datang ke tempat itu sekadar untuk bersantai sambil menikmati pemandangan bukit itu.
“Pada hari libur seperti lebaran saat ini, jumlah pengunjung mencapai ratusan bahkan bisa sampai seribu orang. Mereka penasaran ingin melihat tempat pertapaan Tjilik Riwut,” kata seorang petugas setempat.
Saat ini lokasi wisata Bukit Batu terus dibenahi pemerintah daerah. Di kompleks tersebut juga terdapat rumah betang dilengkapi dengan sapundu sehingga nuansa etnis semakin terasa. (mgb)
Sumber: http://www.banjarmasinpost.co.id (05 Oktober 2008)