Tampaksiring, Bali - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, menyatakan, kementeriannya masih terus memperjuangkan agar tiga situs budaya penting di Bali diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia.
"Ketiga kawasan situs budaya itu terdiri beberapa obyek, di antaranya Sungai Pekerisan, Pura Agung Tirta Empul di Tampaksiring, dan Pura Gunung Kawi. Akan tetapi tentu tidak mudah, makanya kita sedang perjuangkan terus," katanya, di Tampaksiring, Bali, Minggu (15/2).
Jero Wacik berada di Pura Bale Agung Tampaksiring untuk menyerahkan bantuan seperangkat gamelan gong (gamelan lengkap) bagi masyarakat desa adat setempat. Gamelan gong itu telah lama dinantikan oleh masyarakat setempat agar kegiatan berkesenian semakin lestari.
Menbudpar juga menyempatkan diri memainkan gendang dan terlihat mahir selama mengiringi dua tarian, Baris dan Sekar Jagad. Sejak masa kanak-kanak, Jero Wacik mengaku belajar menabuh gendang dan instrumen karawitan pada empu seni tabuh di desa itu, I Wayan Dibya.
Kalau suatu situs budaya sudah diakui secara resmi oleh UNESCO, katanya, kegunaannya bagi Indonesia jelas semakin banyak. "Upaya pelestariannya akan semakin bagus, terencana, dan lestari. Inilah sebabnya kita terus-menerus memperjuangkannya," ucapnya.
Selain itu, Jero Wacik juga menegaskan, keberadaan Pusat Informasi Majapahit (PIM) yang sedang dibangun di Trowulan, Jawa Timur, namun menimbulkan kontroversi, juga sangat penting untuk pewarisan sejarah bangsa.
"Sejarah mencatat ada dua peradaban bangsa ini yang sangat besar pada masanya, yaitu Sriwijaya dan Majapahit. Ini yang penting diwariskan," katanya.
Selain PIM, juga akan dibangun Taman Majapahit dalam konsep modern yang didukung sistem teknologi informasi terkini, di antaranya sistem akses internet, alat peraga digital terpadu, dan ruang peraga yang dibuat mirip keadaan pada masa Majapahit secara in situ. (Ant/OL-03)
Sumber: http://mediaindonesia.com (16 Februari 2009)