Yogyakarta - Pedagang di seluruh pasar tradisional Kota Yogyakarta kompak memulai tradisi baru yaitu mengenakan pakaian tradisional khas Yogyakarta setiap Kamis Pahing sebagai pakaian "dinas" saat berdagang melayani pembeli.
"Penggunaan pakaian tradisional oleh pedagang di pasar tradisional ini merupakan bagian dari upaya untuk melestarikan budaya sekaligus sebagai implementasi keistimewaan Yogyakarta," kata Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta Maryustion Tonang di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, penggunaan pakaian tradisional oleh pedagang di pasar tradisional bisa dikembangkan sebagai sebuah ciri khas pasar tradisional di Kota Yogyakarta sekaligus mendukung pencapaian visi, yaitu pasar tradisional sebagai pusat ekonomi, pariwisata dan edukasi.
"Penggunaan pakaian tradisional ini merupakan upaya untuk mewujudkan visi pada aspek pariwisata," katanya.
Maryustion menambahkan, meskipun penggunaan pakaian tradisional tersebut baru sebatas imbauan, namun hampir 90 persen pedagang sudah mengenakannya. "Pedagang pun tampaknya tidak keberatan dan mereka terlihat senang mengenakan pakaian tradisional ini," katanya.
Penggunaan pakaian tradisional tiap Kamis Pahing dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama seluruh pedagang pasar tradisional dari 31 pasar. Pedagang juga sudah mendeklarasikan komitmen mereka untuk menggunakan pakaian tradisional pada 3 Desember.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Yogyakarta sudah mengeluarkan surat keputusan mengenai penggunaan pakaian tradisional khas Yogyakarta sebagai pakaian dinas untuk seluruh karyawan setiap Kamis Pahing.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Sido Rahayu yang menaungi pedagang Pasar Talok Sri Sudiyanti mengatakan, penggunaan pakaian tradisional untuk pedagang di pasar tradisional sudah disampaikan melalui surat edaran Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta.
"Pedagang pun tidak keberatan karena kami sudah terbiasa menggunakan pakaian ini di berbagai kegiatan yang digelar pasar, seperti sarsehan atau saat pentas campur sari," katanya.
Sri bahkan mengatakan, pedagang akan membuat pakaian seragam yang digunakan setiap Kamis Pahing untuk mendukung program tersebut.
Di pasar yang terletak di samping rel kereta api tersebut terdapat 85 pedagang yang aktif berdagang dan ada 120 lapak yang tersedia.
Sementara itu, salah seorang pedagang di Pasar Talok Indrawati mengaku tidak merasa kerepotan meskipun harus menggunakan pakaian tradisional saat berdagang.
"Tidak repot sama sekali karena pakaian yang digunakan sudah dimodifikasi sehingga tetap praktis dan nyaman saat digunakan. Untuk bawahannya pun, saya tidak menggunakan kain yang harus dilipat sendiri tetapi kain yang sudah dijahit sehingga praktis," katanya.
Pedagang buah tersebut juga mengatakan tetap membuka lapaknya seperti hari biasa yaitu sekitar pukul 06.00 WIB.
Sumber: http://www.antaranews.com