Borneo Extravaganza di Bali

Denpasar, Bali- Banyak cara bisa dilakukan untuk menjaring wisatawan sebanyak mungkin berkunjung ke Borneo. Salah satunya, berhasil diwujudkan tiga pemerintah daerah (pemda) di Kalimantan dengan cara yang pantas ditiru daerah lain. Tiga dari empat pemda yang ada di Pulau Kalimantan itu, Jumat pekan lalu, menggelar Pameran Borneo Extravaganza di Bali.

Mengambil tempat pameran di Atrium Shopping Mall Discovery, Pantai Kuta, Bali, Staf Ahli Menbudpar Bidang Ekonomi dan Iptek Titien Soekarya-ketika membuka acara tersebut-langsung memberikan pujian kepada pemrakarsa Borneo Extravaganza. "Terus terang, cara ini bagus ditiru daerah wisata lainnya di Tanah Air. Mengapa? Karena, Bali adalah pusat perhatian wisatawan mancanegara. Maka sangat tepat jika daerah yang ingin melihat potensi kepariwisataannya maju dan dilirik wisatawan mancanegara, harus memamerkan potensi wisatanya di Bali. Dengan demikian, wisman yang ada di Bali bisa melihat langsung daya tarik macam apa yang ditawarkan," ujar Titien Soekarya.

Mantan Direktur Pemasaran Dalam Negeri Depbudpar itu juga meminta jajaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bali memberi bantuan kepada daerah apa saja yang ingin memamerkan potensi kepariwisataannya di Bali. Dan, harapan tersebut langsung disambut positif oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bali.

Tiga dari empat daerah yang menggelar Pameran Borneo Extravaganza itu mewakili Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Kalimantan Barat tidak mengirimkan wakilnya.

"Potensi wisata di daerah Kalimantan memang lengkap dan menarik. Dalam rangka menjaring sebanyak mungkin wisatawan datang melihat daya tarik kepariwisataan di Kalimantan, maka kami bekerjasama menggelar Pameran Borneo Extravaganza bertema ‘Exciting Borneo‘ ini," ujar Gubernur Kalteng Teras Narang dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan seorang pejabat dari Pemprov Kalteng.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah, sensasi daya tarik kepariwisataan di Kalimantan tidak saja berupa Sungai Kapuas yang panjangnya lebih dari 1.000 km, tetapi banyak lagi yang lain. Di antaranya ada Tugu Khatulistiwa di Kota Pontianak, ada lokasi kerajinan intan dan emas di Martapura, kerajaan Hindu tertua yang berasal dari abad ke-5 di Tenggarong, Taman Nasional Kutai, pasar terapung di Sungai Kuin dan Barito, Banjarmasin, Taman Nasional Tanjung Puting, dan Pusat Rehabilitasi Orang Utan di Tanjung Harapan.

Semua itu akan menjadi lebih menarik setelah pengunjung memperhatikan beragamnya potensi alam serta seni dan budaya yang dimiliki warga Melayu, Dayak, serta warga pendatang lainnya yang ada di Balikpapan, Tarakan, Samarinda, Palangkaraya, Pontianak, dan Banjarmasin. "Kini Kalimantan juga sudah dilengkapi pintu gerbang baru pos pelayanan imigrasi seperti yang ada di Entikong dan Supadio, Kalbar. Dengan adanya pos imigrasi yang baru diresmikan 1 Nopember lalu itu, wisatawan dari Brunei Darussalam dan Serawak, Malaysia akan makin mudah masuk ke Indonesia melalui Entikong dan Supadio di Pontianak," ujar seorang anggota DPRD dari Kaltim.

Dengan beragamnya daya tarik kepariwisataan yang dimiliki Kalimantan, Titien Soekarya yakin, pada saatnya nanti, objek wisata yang ada di seluruh Borneo akan sering dikunjungi wisman. "Buktinya, selama Borneo Extravaganza digelar tiga hari penuh di Bali, wisman banyak datang memperhatikan pesona Kalimantan. Ada yang datang khusus membeli macam-macam cendera mata di lokasi pameran, banyak juga yang bertanya kepada petugas pameran tentang cara berkunjung ke Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan atau Palangkaraya. Mereka juga takjub melihat bentuk-bentuk seni tari khas Kalimantan yang ditampilkan para penari daerah itu," kata Titien.

Salah seorang wisman yang mengaku tertarik datang ke Palangkaraya (Kalteng) dalam waktu dekat adalah Carlos Miller (49 tahun). Wisman berpaspor Australia itu mengaku sudah lama memendam keinginannya melancong ke Palangkaraya, Banjarmasin, dan Balikpapan. "Dulu, sewaktu Kalimantan bergolak karena ada konflik sosial di Sambas, saya ingin sekali ke sana, tapi dilarang. Sekarang daerah itu sudah aman, tidak ada lagi kasus pemotongan kepala orang yang bersalah seperti di Sambas tempo hari. Jadi, saya akan datang bersama teman-teman," ujar Carlos yang juga pemilik sebuah galeri yang memasok beragam ukiran kayu di Ubud, Bali.

Carlos mengaku tertarik datang ke pedalaman Kalimantan karena daerah itu memiliki banyak bentuk ukiran khas Dayak yang akan dibelinya, lalu dijual lagi di Bali dan Australia. "Saya juga memborong banyak kerajinan rumah tangga warga Kalimantan di lokasi Pameran Borneo Extravaganza di Bali," tutur Carlos lagi seraya menambahkan bahwa semua hasil kerajinan tangan yang dibelinya itu, antara lain berupa gelang dan kalung serta batu akik, akan diberikannya sebagai hadiah kepada para tamu galerinya di Ubud. (Ami Herman)

Sumber: http://www.suarakarya-online.com (29 November 2008)

Related Posts:

-