Festival Salihara Tampilkan Berbagai Macam Kesenian

Jakarta- Komunitas Salihara mengadakan Festival Salihara, sebuah festival yang menggabungkan berbagai macam latar belakang unsur kesenian. Mulai dari seni tari, teater, musik, lukis, sampai seni patung tergabung menjadi satu dalam festival yang mulai dibuka Jumat (17/10).

Menurut salah seorang kurator di Komunitas Salihara, Sitok Srengenge, festival ini ditujukan sebagai wadah bagi seniman Indonesia dalam mengekpresikan idenya, serta menumbuhkan bakat kesenian para generasi muda.

"Masih banyak bakat dan hasil karya seni bernilai tinggi yang tidak terfasilitasi dengan baik. Jadi, kami beserta teman-teman seniman yang tergabung dalam komunitas salihara berinisiatif untuk memberikan ruang dan tempat bagi seniman di Indonesia di sini," kata Sitox di Jakarta, Jumat (17/10).

Festival dibuka oleh Goenawan Mohamad, leader dari komunitas salihara, yang didaulat untuk memberikan sambutan kepada para hadirin yang memadati ruang teater di gedung komunitas salihara di Jalan Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. "Dengan adanya festival, Jakarta membuka kesempatan bagi penghuninya untuk menikmati karya seni pilihan tanpa harus pergi jauh," ungkap Goenawan.

Orkestra Arupadatu dari Komunitas Lima Gunung mendapat kesempatan pertama unjuk kebolehan. Melalui paduan musik etnik rancak yang dipadu dengan gerakan atraktif dari para penari, Arupadatu berhasil memukau penonton. Penampilan manis orkestra yang berasal dari Magelang, Jawa Tengah tersebut diberi judul Truntung Tak Terduga, serta didukung oleh 50 orang penari dan pemusik.

Selesai Arupadatu beratraksi, acara dilanjutkan dengan performa dari Acapela Mataram, yang mempersembahkan Cangkem Khatulistiwa. Dan live performance dari Titi Aksan dan kawan-kawan dalam pementasan Folk Jazz.

Sedangkan pada area komunitas yang berada di galeri, pengunjung disuguhi pameran seni rupa bertajuk Dari Penjara ke Pigura. Pameran lukisan yang diilhami oleh teks bersejarah, yang pernah ditulis oleh para pelaku sejarah nasional seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Tan Malaka, dan R.A. Kartini. Lukisan-lukisan tersebut hasil karya dari Agus Suwage, Dadang Christanto, Diyanto, Djoko Pekik, Hanafi, Mella Jaarsma, Oky Arfie, S. Teddy D, Tisna Sanjaya, Ugo Untoro, dan Yuswantoro Adi.

Festival Salihara dijadwalkan akan berlangsung sampai 17 Oktober - 6 Desember 2008 di Jalan Salihara 16 Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sebagian pementasan hanya dibuka untuk undangan dan sebagain besar terbuka untuk umum dengan tiket masuk paling mahal Rp50.000 (C11-08)

Sumber: www.kompas.com (18 Oktober 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts