Gili Trawangan Menyusut 200 Meter Akibat Abrasi

Mataram - Gili Trawangan, pulau kecil di sebelah barat Pulau Lombok mengalami penyusutan area sekitar 200 meter akibat abrasi saat gelombang tinggi yang dipicu hujan deras disertai angin kencang awal Februari lalu.

Menurut Kepala Desa Gili Indah, Muhammad Tahir, Kamis (12/2), penyusutan sepanjang 200 meter terjadi di sebelah utara pulau yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara (wisman) tersebut.

"Penyusutan area itu mengakibatkan lintasan transportasi cidomo atau dokar (alat angkut tradisional yang menggunakan tenaga kuda) terganggu, dan ini menghambat aktivitas pariwisata karena para wisatawan menjadi kurang nyaman," ujarnya.

Cidomo merupakan satu-satunya sarana transportasi di pulau wisata itu, selain sepeda karena di pulau itu tidak diperkenankan ada kendaraan bermotor untuk menghindari polusi asap knalpot.

Alat transportasi tradisional cidomo mengelilingi Gili Trawangan yang memiliki luas 360 hektare dengan panjang tiga kilometer dan lebar dua kilometer itu.

Pulau yang dihuni sekitar 800 jiwa itu merupakan kawasan wisata yang sudah dikenal luas kalangan wisman maupun wisatawan nusantara yang setiap tahun pengunjungnya mencapai ribuan orang.

Gili Trawangan dapat ditempuh hanya 15 menit jika menggunakan "speedboat" atau 50 menit dengan perahu bermesin dari pantai Pulau Lombok.

Jika pengunjung punya sertifikat menyelam, dapat menyelam di perairan yang memiliki keindahan bawah laut itu di samping "snorkeling" sambil menyerap sinar ultra violet.

Gili Trawangan juga memiliki banyak restoran yang dilengkapi beberapa saung/pos mungil menghadap ke laut. Pada malam hari Gili Trawangan berubah menjadi "party island", sedangkan pada siang hari tampak lengang.

Menurut Tahir, abrasi air laut juga mengakibatkan kabel telepon bawah laut di bibir pantai Gili Trawangan kelihatan, dan rentan putus jika terus dihantam gelombang.

"Sejauh ini aparat desa dan masyarakat telah berupaya membenahi dampak penyusutan area akibat abrasi air laut sesuai kemampuan yang ada," ujarnya.

Masyarakat setempat, terutama para penyedia jasa wisata di pulau itu juga berupaya membendung gelombang air laut dengan karung berisi pasir, sekaligus memberi ruang bagi cidomo untuk melintasi bibir pantai yang terabrasi.

Tahir berharap Pemerintah Kabupaten Lombok Barat yang membawahi Gili Trawangan peduli terhadap abrasi itu demi kelestarian objek wisata andalan di NTB itu.

"Kami dengar ada anggaran pengembangan kawasan pesisir, mana anggaran itu, karena Gili Trawangan merupakan salah satu objek wisata andalan di provinsi ini," ujarnya.(Ant/OL-02)

Sumber: http://mediaindonesia.com (13 Februari 2009)
-

Arsip Blog

Recent Posts