Palembang, Sumatra Selatan- Jumlah wisatawan asing yang mengunjungi lokasi wisata favorit seperti Bali dan Yogyakarta menurun akibat dampak krisis keuangan global. Wisatawan asing yang mengunjungi Bali turun sekitar 10 persen, sedangkan di Yogyakarta sekitar 20 persen.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Wiryanti Sukamdani mengemukakan itu di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (20/10).
Menurut Wiryanti, krisis ekonomi global tak terlalu berpengaruh terhadap bisnis perhotelan karena jumlah tamu hotel dari dalam negeri jauh lebih banyak daripada tamu luar negeri. Selama tamu hotel dari dalam negeri tetap stabil, bisnis perhotelan masih dapat bertahan.
”Hotel di Indonesia didominasi tamu dari dalam negeri yang jumlahnya pada tahun 2007 mencapai 200 juta orang, sedangkan jumlah tamu asing hanya 4 juta orang,” kata Wiryanti.
Penurunan jumlah wisatawan asing, lanjutnya, memang sangat dipengaruhi kondisi perekonomian dunia. Sebagian wisatawan asing menunda atau membatalkan kunjungan ke Indonesia sambil menunggu perkembangan kondisi perekonomian global. Menurunnya kunjungan wisatawan asing juga tidak akan menyebabkan pemutusan hubungan kerja di sektor perhotelan.
Wiryanti mengatakan, wisatawan asing yang sehari-hari berkecimpung dalam perdagangan saham kemungkinan membatalkan liburan. Mereka memprioritaskan untuk memantau perkembangan perdagangan saham daripada berlibur.
”Sebagai antisipasi dampak krisis, pihak perhotelan melakukan pengetatan ikat pinggang, selalu memantau perkembangan krisis, dan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk membuat promosi, supaya tingkat hunian hotel tidak turun. Kondisi keamanan di daerah juga harus selalu stabil,” ujarnya.
Kunjungan wisatawan asing ke Indonesia 2008 ditargetkan sebanyak 7 juta orang. Jumlah kunjungan wisatawan asing sampai semester pertama telah mencapai 3 juta orang. (WAD)
Sumber: cetak.kompas.com (21 Oktober 2008)