Jakarta- Museum Bahari di Jakarta Utara akan dikembangkan menjadi semacam laboratorium kelautan Indonesia. Kepala Museum Bahari, Taufik Ahmad, menyatakan pihaknya bakal mengandeng beberapa departemen untuk memperkaya koleksi museum tersebut. "Kami bekerjasama Departemen Perhubungan, Departemen Kelautan dan Perikanan, serta TNI Angkatan Laut agar menyerahkan koleksi mereka sebagai benda-benda bersejarah ke museum ini," kata Taufik sebagai dikutip Harian Kontan, Rabu (17/12).
Menurut Taufik, koleksi yang bisa dihibahkan ke museum itu adalah replika kapal, seragam pelaut, matra dan lambangnya, hingga jenis-jenis biota laut. Targetnya, pada Januari 2009, pihak Museum Bahari sudah bisa mulai mengidentifikasi koleksi yang akan diserahkan ke Museum Bahari.
Bangunan Museum Bahari dibangun secara bertahap sejak tahun 1652 hingga 1774 sebagai gudang rempah-rempah VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda. Saat itu, bangunan ini merupakan bagian dari Kota Batavia lama. Tembok yang mengelilingi museum merupakan tembok dari benteng Batavia yang dibangun pada masa Gubernur Jenderal JP Coen.
Saat ini Museum Bahari mengoleksi beragam peralatan seputar teknologi maritim Nusantara. Semuanya tersimpan dalam delapan ruang pamer. Koleksinya antara lain berbagai miniatur perahu tradisional dari pelosok Nusantara hingga kapal zaman VOC. Ada perahu pinisi dari Bugis-Makasar, perahu kora-kora dari Maluku, perahu mayang dari Pantai Utara Pulau Jawa, perahu lancang kuning dari Riau dan perahu jukung dari Kalimantan. Ada pula berbagai model dan miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran.
Koleksi lain berupa aneka biota laut yang dikeringkan, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia, aneka perlengkapan nelayan dan pelayaran (alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar dan aneka meriam), dan teknologi pembuatan perahu tradisional. Ada pula foto-foto dokumentasi pelayaran kapal uap dari Eropa ke Asia, berbagai peninggalan bangsa Eropa saat menjelajah Nusantara seperti mulai dari meriam dan keramik. EGP.
Sumber: http://kompas.com (18 Desember 2008)