Jakarta- Terbatasnya dana promosi, membuat Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, saat ini menilai kepariwisataan di ibukota layaknya `mati suri`.
"Dari 20 agenda yang sudah diajukan untuk tahun 2008, yang disetujui hanya delapan. Jadi sebenarnya kami ini seperti `mati suri`," kata Humas Dinas Periwisata DKI Jakarta, Eko Guruh, di Jakarta, Senin (27/10).
Menurut Eko, kepariwisataan di Jakarta bersifat sangat rentan dengan situasi dan kondisi, khususnya masalah keamanan dan kemacetan lalu lintas. Kondisi tersebut, menurutnya, sangat jauh berbeda bila dibanding dengan Bali.
Oleh karena itu, ujarnya, perlu kerjasama berbagai pihak dan kiat-kiat khusus untuk memikat wisatawan manca negara berkunjung ke Jakarta. "Dana promosi wisata untuk Jakarta, seharusnya bisa disesuaikan dengan anggaran yang telah dirancang Dinas Pariwisata," tambahnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Arie Budhiman mengakui, untuk promosi pariwisata, Pemprov DKI Jakarta mendapat alokasi Rp30 miliar per tahun. "Padahal Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata mencapai Rp1,5 triliun", ungkapnya.
Kondisi tersebut menjadi kendala untuk pencapaian sasaran kunjungan wisatawan. Dengan sasaran 1,5 juta wisatawan mancanegara pada 2008 ini, hingga Juni lalu, sudah tercatat 718.722 wisatawan dan hingga Oktober, masih kekurangan sekitar 400.000 wisatawan manca negara dari sasaran.
Sementara agenda internasional yang diharapkan bisa mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke Jakarta, hingga akhir tahun ini tersisa dua event, yakni acara tahunan "JakJazz" dan "Asia Pacific Film Festival".
Sementara untuk tahun 2009, menurut Eko Guruh, pariwisata Jakarta tampaknya akan lebih mempertimbangkan lagi untuk menentukan sasaran jumlah kunjungan wisatawan manca negara. Selain mempertimbangkan dana promosi yang bisa jadi sama dengan tahun ini, juga dengan berbagai peristiwa yang akan berlangsung pada 2009.
"Kemungkinan targetnya tidak lebih banyak dari tahun ini. Atau malah sebaliknya, bisa lebih banyak, tergantung. Tahun 2009, ada pemilu, banyak orang asing yang datang ke Jakarta. Meski bukan untuk tujuan wisata, tetapi yang penting banyak orang asing menghabiskan uangnya di Jakarta," ujar Eko Guruh. [EL, Ant]
Sumber: www.gatra.com (28 Oktober 2008)