Asahan, Sumatera Utara- Sungai Asahan dengan debit 120 meter kubik per detik berada pada posisi ketiga tersulit di dunia dalam olahraga arung jeram, setelah Sungai Zambessi di Afrika dan Sungai Colorado di Amerika. Sungai Asahan selain liar menantang juga sangat indah.
"Sudah enam kali dilaksanakan, Asahan White Water Festival ini sangat digandrungi rafter profesional nasional maupun internasional," ujar Bupati Asahan Risuddin, Kamis (11/12), ketika membuka Asahan White Water Festival 2008 di desa Tangga kecamatan Aek Songsongan, Asahan, Sumut.
Risuddin mengingatkan di musim hujan seperti ini debit Sungai Asahan naik mencapai 300 meter kubik perdetik, sehingga menuntut ekstra hati-hati dari para rafter. "Sungai ini mengalir dari Danau Toba sampai ke muaranya di Bagan Asahan kecamatan Tanjung Balai Asahan, memiliki jeram dan efek pengarungan yang sangat menantang dan liar dengan grade (tingkat kesulitan-red) berkisar tiga sampai lima," ungkapnya.
Ketua Federasi Arung Jeram Indonesia Kabupaten Asahan H Samsulbahri Batubara dalam laporannya menyatakan, Asahan White Water Festival 2008 diikuti POMI, Tobamas, Pemkab Asahan, Kedah Malaysia, Kanel Rafting, Fausta Bogor dan Medan White Water Festival.
"Kita harapkan Lembah Sungai Asahan ini tidak saja dimanfaatkan untuk olahraga arung jeram juga lokasi wisata yang cukup prospektif dan menjadi komitmen Pemkab Asahan beserta FAJI untuk mengembangkannya," tutur Batubara.
Hadir dalam acara pembukaan Gubsu diwakili Kadisporasu Ardjoni Munir, pimpinan PT Inalum diwakili SS Sijabat, Sekdakab Tobasa, Kadisporabudpar Asahan Jamal AN Siregar, Kadis Pertanian Asahan Jahela S dan sejumlah Kadis Pemkab Asahan.
Gubsu dalam sambutan dibacakan Arjoni Munir menekankan, olahraga arung jeram yang diselenggarakan Asahan White Water Festival oleh FAJI Asahan dan Pemkab Asahan, diharapkan bermanfaat bagi pengembangan olahraga maupun kawasan pariwisata di Sumatera Utara. (a10) Nurkarim nehe (Waspada online)
Sumber: http://www.waspada.co.id/ (12 Desember 2008)
