Medan, Sumatra Utara- Warga hingga Kamis (1/1) masih memadati daerah tujuan wisata Berastagi, Tanah Karo Sumut setelah malam tahun baru (31/12) kota itu diramaikan dengan bunyi terompet dan kembang api dari warga yang merayakan pergantian tahun.
Ramainya warga yang mengunjungi Berastagi itu membuat para manajemen hotel berbintang dan termasuk losmen serta restoran dan pedagang makanan di pasar kaget kota itu “panen” .
Kamar di losmen misalnya dijual naik 100 persen dari harga normal yang hanya sebesar Rp50 ribu hingga Rp75 ribu per malam.
Tapi meski harga kamar dinaikkan, hotel melati maupun losmen itu tetap saja penuh.
Akibatnya, banyak tamu yang tidak kebagian kamar dan terpaksa tidur di mobil atau memilih “melek” hingga dinihari dengan nongkrong di warung-warung makanan di pasar kaget yang memang banyak jumlahnya di sepanjang Jalan Veteran.
“Kami memang menaikkan harga jual kamar. Cuma setahun sekali kami untung besar, karena kalau cuma libur hari keagamaan, pesanan tidak sebanyak malam tahun baru,” kata Anita Kaban, pemilik Sibayak Losmen Berastagi, Kamis.
Meski kamarnya penuh, menurut Anita, pesanan kamar akhir tahun 2008 lebih sedikit dibandingkan tahun 2007.
“Malam tahun baru 2008, biasanya sejak siangnya sudah penuh. Tapi malam tahun baru 2009 kamar baru penuh malam harinya,” katanya.
J. Sembiring, pedagang ikan bakar di warung kaget juga mengakui lebih sedikitnya kunjungan malam tahun baru 2009.
Asumsi itu, kata dia, mengacu pada kurang penuhnya warga di warung-warung makanan di sepanjang Jalan Veteran itu dan termasuk tidak terlalu ramainya “perang” kembang api.
“Malam tahun baru 2008, pemilik warung tak bisa istrirahat karena konsumen terus silih berganti dan pesta kembang api berlangsung hampir pagi. Sementara malam tahun baru 2009, lihat saja agak sepi kan,” kata Sembiring.
Malam tahun baru 2009 di Berastagi diwarnai hujan berkepanjangan hingga Kamis pagi.
Wisatawan Keluhkan Joroknya Fasilitas Umum
Wisatawan mengeluhkan jorok dan minimnya fasilitas umum di sejumlah objek wisata di Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Sumut.
“Di Gundaling, selain beraroma tidak sedap kotoran kuda dan sampah berserakan, tempatnya juga kumuh. Jangan tanya toiletnya yang juga jorok,” kata Reza, seorang pengunjung di Gundaling, Berastagi, Jumat.
Di Gundaling memang terlihat kotoran kuda berserakan dimana-mana, sehingga selain menimbulkan aroma tidak sedap pengunjung juga harus berhati-hati melangkah agar tidak terinjak kotoran hewan yang dijadikan angkutan wisata tersebut.
Selain itu, karena dipenuhi tenda-tenda yang letaknya tidak beraturan untuk disewakan ke pengunjung, Gundaling terlihat semakin kumuh.
Kekumuhan semakin terlihat karena beberapa “joglo” yang ada di Bukit Gundaling atapnya “kopak-kapik” dengan tempat duduk yang juga sudah tidak memadai.
“Yang paling mengesalkan, rambu-rambu jalan menuju Bukit Gundaling juga tidak ada. Tadi ketika mau turun dari Gundaling kendaraan saya hampir tabrakan dengan kendaraan pengunjung lain yang mau naik, tapi salah masuk jalur karena tidak tau jalan,” kata Reza.
Jorok dan minimnya fasilitas di objek wisata Tanah Karo juga terlihat ketika menuju Lau Debuk-Debuk —pemandian air panas belerang.
“Heran. Kenapa Pemkab Tanah Karo tidak perduli dengan lingkungan di objek wisata, padahal selain bisa menjadi sumber pendapatan, wisatawan selama ini juga dikutip uang masuk dan uang kebersihan di objek wisata itu,” kata Ny.
Dewi, dosen USU yang mengaku akhirnya memilih beristirahat di salah satu penginapan di Berastagi yang menyewakan lokasinya bagi wisatawan.
Sejak 25 Desember 2008 hingga 2 Januari 2009 Berastagi dipenuhi wisatawan. Seluruh hotel berbintang, melati dan losmen di daerah itu penuh, sehingga harga jual kamar penginapan naik hingga 200 persen.
Wisatawan China Khawatirkan Rabies di Bali
Sejumlah wisatawan asal China khawatir dengan kasus rabies yang melanda Bali mengingat pulau tersebut selama ini menjadi salah satu primadona tujuan wisata apabila berkunjung ke Indonesia.
“Kasus merebaknya rabies yang disebabkan anjing yang banyak berkeliaran memang menjadi perhatian utama bagi wisatawan asal China,” kata Manajer Umum Garuda Beijing Pikri Ilham K, di Beijing, Jumat.
Menurutnya, Bali selama ini memang merupakan tujuan favorit bagi wisatawan China yang ingin berlibur ke Indonesia sehingga adanya kabar yang tidak nyaman tersebut membuat kunjungan wisatawan asal China ke pulau itu bisa terganggu.
Meskipun sempat terjadi pembatalan keberangkatan oleh sejumlah wisatawan yang akan berkunjung ke Bali selama 2008, kata Pikri, namun hal itu secara umum belum terlalu mengganggu keinginan wisatawan China ke Indonesia, khususnya Bali.
“Memang ada beberapa wisatawan China yang membatalkan kunjungan ke Bali setelah mendengar merebaknya wabah rabies di Bali sekalipun jumlahnya memang tidak terlalu banyak,” katanya.
Namun demikian, ia mengharapkan pemerintah daerah Bali sebaiknya segera menyelesaikan kasus rabies di wilayahnya karena hal itu diyakini akan bisa memberikan kesan positif bagi kenyamanan industri wisata di pulau itu.
Pihaknya yakin bahwa pemerintah daerah Bali tentunya telah berupaya mengambil langkah cepat dan konkrit dalam menanggulangi wabah rabies tersebut, sehingga kedatangan wisatawan mancanegara tidak terganggu.
Pikri mengatakan, selama ini pemerintah China juga belum mengeluarkan peringatan kepada warganya untuk berhati-hati berkunjung ke Bali terkait adanya wabah tersebut.
“Tapi saya optimis bahwa pemerintah setempat menyadari masalah itu dan segera bisa menanggulangi wabah itu. Kalau itu terlaksana maka minat warga China datang ke Bali akan pulih kembali,” katanya.
Untuk meyakinkan bahwa Bali saat ini sudah cukup aman dari wabah rabies, pihak Garuda Indonesia Beijing pada akhir Desember 2008 memberangkatkan sekitar 150 agen perjalanan China ke Pulau Dewata untuk bisa langsung mengenai kondisi Bali sesungguhnya.
Keberangkatan agen perjalanan China tersebut diharapkan bisa menyampaikan informasi kepada wisatawan China mengenai kondisi Bali terkini sehingga keinginan warga China mengunjungi Indonesia, khususnya ke pulau itu bisa normal kembali. (Ant/o)
Sumber: http://hariansib.com (5 Januari 2009)