Jakarta - Kabupaten terkaya di Indonesia, Kutai Kartanegara, mulai melirik pariwisata dan budaya sebagai potensi lokal yang tidak akan pernah habis. Upaya ini penting karena, bagaimanapun, perlahan-lahan pemasukan dari sektor minyak dan gas serta tambang akan terus berkurang seiring dengan menyusutnya potensi sumber daya alam tak terbarukan.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) 2014 mencapai Rp 7,603 triliun. Sebagian besar berasal dari dana bagi hasil, Rp 3,902 triliun. ”Dari strukturnya, APBD Kukar masih tergantung profit sharing (dana bagi hasil) migas dan tambang. Pemasukan dari PAD masih sangat kecil,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kukar Sri Wahyuni, Rabu (12/11/2014), di sela Seminar Potensi Pariwisata Kukar dan Buaya Muara dalam rangkaian Festival Budaya Sei Mahakam di Jakarta. Acara ini digelar Yayasan Total Indonesia dan Bentara Budaya Jakarta.
Menurut Sri, Kukar tidak dapat terus-menerus mengandalkan sektor migas dan tambang. Karena itu, perlahan-lahan pengembangan wisata dan budaya harus diupayakan.
Kami menyiapkan paket wisata dari Balikpapan ke Samboja untuk melihat Bukit Bengkirai, Sungai Hitam, dan Pantai Samboja. Kemudian ke Tenggarong, tempat wisatawan bisa menyaksikan planetarium dan museum dan ke hulu Mahakam yang terkenal dengan ikan pesut dan cagar alamnya.
Pada 2012, sekitar 400.000 wisatawan berkunjung ke Kukar dan tahun 2013 melonjak hingga 711.000 wisatawan. ”Potensi lokal lain yang dapat dikembangkan adalah wisata alam buaya muara yang menjadi indikator kelestarian lingkungan Kalimantan,” ujar Suriansyah, Staf Ahli Bupati Kukar Bidang Pemerintahan.
Sumber: http://travel.kompas.com