Jakarta - Bicara tentang budaya Indonesia memang tidak ada habisnya. Segala hal tentang budaya kini mampu dikemas dengan sangat modern dan tidak lagi terkesan kuno tanpa meninggalkan esensi, serta ciri khas budaya itu sendiri. Salah satu cara spektakuler untuk menyuguhkan keindahan budaya Indonesia dengan diadakannya Timeless Indonesia Festival pada 24 – 31 Desember 2014.
Festival ini akan menggabungkan kebudayaan terbaik dari 7 propinsi di Indonesia yang akan disajikan selama 7 hari berturut-turut di K-Land Beach, Badung, Bali. Bali dipilih sebagai gateaway bagi para turis lokal maupun internasional untuk menjelajahi ragam kekayaan budaya di Indonesia.
“Melalui Bali, kami ingin para turis juga bisa kenal bagaimana indahnya Indonesia dan ingin juga membantu pariwisata di tempat lain, selain Bali,” ujar Herlinda Siahaan, selaku pencetus festival dari Konderatu, pada Konferensi Pers Timeless Indonesia Festival di KOI Kemang, di pertengahan pekan ini.
Festival ini juga turut mengkolaborasi kebudayaan, mulai dari handycraft, fashion, musik sampai dengan kuliner terbaik dari tiap-tiap propinsi terpilih. Propinsi-propinsi yang terpilih berdasarkan dengan kekuatan kultural masing-masing, antara lain Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Bali.
Tidak sampai disitu, festival ini akan mengikutsertakan putra-putri Indonesia, seperti penyanyi Yuni Shara dan Ayu Laksmi, Koreografer Denny Malik, dan beberapa perancang busana kawakan Indonesia, Valentino Napitupulu, Erwin Sosrokusumo dan Stephanus Hamy, serta banyak seniman lainnya.
Menurut Penyanyi asal Bali Ayu Laksmi, festival ini merupakan kesempatan kita untuk menunjukkan kebesaran bangsa Indonesia di hadapan para wisatawan. Ia juga mengaku bangga bisa menjadi bagian dari acara ini.
Pada acara ini, nantinya pada setiap harinya akan ada masing-masing satu propinsi yang akan ditampilkan karya-karya dan budayanya. Selain itu akan ada seminar yang akan membahas mengenai pembudayaan kewirausahaan bagi hasil menuju pasar berkelanjutan.
“Seminar ini bertujuan untuk menambah pengetahuan kita mengenai pemasaran yang berangkat dari potensi budaya,” jelas Herlina.
Nantinya festival ini akan dibuka untuk umum mulai dari pukul 10.00 – 22.00 WIB dengan biaya gratis untuk siang hari dan 85 dolar US untuk malam hari demi menyaksikan pementasan spesial.
Sumber: http://www.ghiboo.com