Ootrad: Usung Budaya Sunda tanpa Budaya Barat

Bandung, Jabar - Guyuran hujan tidak menghambat civitas kademika Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk memeriahkan Olimpiade Olahraga Tradisional (Ootrad) ke-7 di Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Jln. Dipati Ukur 35 Bandung dan Area Car Free Day, Jalan Ir. H. Juanda, Bandung, Minggu (23/11/2014).

Perlombaan tetap berlangsung meriah, meski hujan terus mengguyur. Sorak sorai bobotoh pendukung tim yang berlaga terdengar di setiap penjuru tribun pertandingan. Dukungan bobotoh dan keterlibatan para peserta ini mendapat apresiasi Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Engkus Kuswarno, M.S.

"Ada hal yang berbeda dengan tahun sebelumnya, ada suasana kebersamaan luar biasa yang kita bisa rasakan," katanya, Minggu (23/11/2014).

Sebagai salah satu wahana untuk mengangkat kembali Kebudayaan Sunda, Prof. Engkus berharap Ootrad kali ini lebih dapat menonjolkan sisi Kesundaannya.

Menurutnya, pada Rampak Gerak ada beberapa kebudayaan yang hilang tercerabut dari kebudayaan Sunda.

"Saya kira mesti ada sebuah perubahan, bahwa kalau kita ingin mempertahankan Budaya Sunda, tidak usah menggabungkan dengan kebudayaan Barat. Masih banyak kesenian dan kebudayaan Sunda yang bisa ditampilkan dengan baik," tandasnya.

Ootrad sendiri diawali dengan atraksi "Aleut-aleutan", parade kontingan fakultas, unit kerja, Unit Kegiatan Mahasiswa, serta komunitas mahasiswa di lingkungan Unpad di kawasan Car Free Day.

Ada beberapa kategori lomba yang dipertandingkan dalam Ootrad, yaitu Kategori Olahraga Tradisional meliputi Balap Egrang Putra, Balap Karung Putri, Nanggung Suluh (Putra), dan Ngagandong Jukut (Putri), serta kategori Kreativitas Seni meliputi Pawai Aleut-aleutan, Rampak Gerak, Bobotoh Heboh, dan Maskot Kahot. Lomba Olah Raga Tradisional dilaksanakan di Lapangan Parkir Utara Kampus.

-

Arsip Blog

Recent Posts