Wangiwangi, Sultra - Pakar Ekonomi Maritim dari Universitas Sultan Agung Semarang, Jawa Tengah, Prof Dr Ir La Ode Masihu Kamaluddin,M.Eng mengatakan budaya maritim Indonesia didominasi oleh tiga etnis masyarakat Indonesia.
"Ketiga etnis yang menguasai maritim Indonesia yakni etnis Bugis, Madura dan Wakatobi," katanya saat berbicara pada Seminar Budaya Nasional di Wangiwangi.
Pada Seminar Budaya bertajuk Pengarusutamaan Budaya Sebagai Basis Revolusi Mental itu dia menjelaskan bahwa ketiga etnis tersebut sangat menguasai budaya kemaritiman.
Jika budaya maritim dari ketiga etnis itu dikembangkan dalam upaya mendukung program tol laut pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, maka diyakini program tol laut akan mencapai sukses dan membuat bangsa ini bisa mandiri.
Oleh karena itu, jelas Prof Masihu, dalam mengembangkan ekonomi maritim ke depan harus ada revolusi mental yakni dari cara pandang yang tidak lagi bicara soal produksi ikan tangkap dan budidaya ikan, melainkan lebih berkosentrasi pada bisnis pengembangan transportasi dan pelabuhan.
"Negara kita sudah 15 tahun berkutat dengan pembangunan ekonomi maritim berbasis pulau-pulau kecil dan kota-kota pantai dengan menitikberatkan pada program pengembangan ikan tangkap dan budidaya," katanya.
Ke depan katanya, titik berat pembangunan kemaritiman akan mengarah pada pengembangan transportasi dan pelabuhan untuk mendukung tol laut yang digagas presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Menurut dia, ketika program tol laut yang menghubungkan kawasan barat dan kawasan Timur Indonesia disertai jaringan transportasi antarpulau bisa diwujudkan pemerintah, akan berdampak pada menurunnya harga berbagai kebutuhan masyarakat.
Dengan begitu katanya, daya beli masyarakat, terutama yang bermukim pulau-pulau kecil di kawasan Timur Indonesia, bisa meningkat. "Ketika daya beli masyarakat secara keseluruhan meningkat, praktis tingkat kesejahteraan masyarakat akan makin membaik pula," katanya.
Saat itulah, ujarnya, bangsa ini akan menjadi bangsa yang kuat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Sumber: http://news.okezone.com